Mereka bermaksud memberikan informasi tentang pendaftaran siswa baru dan kelebihan/keistimewaan sekolah mereka. Untuk memikat calon siswa, perwakilan siswa (yang ini tentu dipilih siswa yang cakap) menceritakan pengalaman belajarnya selama ini dengan sarana prasarana yang ada dan guru-guru yang mengajarnya di hadapan calon siswa (sasaran).
Calon siswa adalah siswa kelas 9. Tak kelas 7 dan kelas 8. Karena memang yang mereka promosikan adalah jenjang pendidikan menengah, kebanyakan sekolah menengah kejuruan (SMK).
Maka, begitu siswa kelas 9 lulus, bahkan (kadang) belum ujian saja, mereka sudah berharap siswa tersebut segera (mau) mendaftar menjadi siswa baru di sekolah mereka mengabdi.
Sekolah sasaran sulit untuk menolak strategi pembagian informasi (baca: promosi) tentang pendaftaran siswa baru yang seperti ini. Sebab, sangat mungkin ada siswa kami (calon siswa) yang memang memiliki hasrat untuk mendaftar.
Ini berarti memudahkan bagi siswa kami mendapatkan informasi yang sangat mungkin dibutuhkan. Siswa kami tak perlu jauh-jauh mencari informasi, misalnya, harus pergi ke SMK yang dituju. Dengan cara demikian, kami juga memberi layanan kepada mereka.
Memang promosi sekolah dengan cara demikian akan mengganggu kelangsungan proses pembelajaran di sekolah kami, khususnya kelas 9. Tapi, memandang kemanfaatannya, kami menyediakan waktu. Tak banyak memang durasi waktu yang dibutuhkan. Sekitar tiga puluh menit di tiap kelas.
Itu pun mereka datang ke sekolah sebagai tim. Sehingga, dalam satu rentang waktu (sekitar 30 menit) dapat memasuki tiga sampai empat kelas sekaligus. Kalau di sekolah kami, kelas 9 hanya ada delapan kelas, itu berarti sekitar satu jam sudah selesai.
Selain mereka menyampaikan informasi secara verbal, juga masih meninggalkan brosur untuk siswa kami. Tentu hal ini dimaksudkan agar brosur tersebut dapat dibaca ketika dibutuhkan untuk lebih mengerti informasi, baik ketika mereka sudah berada di rumah maupun di lain tempat.
Cara demikian tentu hanya dapat dilakukan oleh sekolah-sekolah yang memiliki cukup anggaran. Sekolah-sekolah swasta yang kecil tak mungkin dapat menjangkau cara ini.
Dan, ada yang lebih hebat lagi akhir-akhir ini ketika sekolah bermaksud mendapatkan siswa, yaitu dengan cara mendatangkan calon siswa ke sekolah. Sengaja mereka menjemput calon siswa dengan transportasi ke sekolah sasaran. Sekolah kami sudah mengalami dua kali.