Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pin Kata-kata Positif, Strategi Persuasif Stop Perundungan Siswa

13 Desember 2023   12:01 Diperbarui: 15 Desember 2023   00:35 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 1: Siswa mengenakan pin kata-kata positif yang memuat spirit stop perundungan. (Dokumentasi khusus)

Ada kalanya memang ditemukan ASN yang  tak mengenakan pin BerAKHLAK. Fenomena ini, semoga saja, terjadi bukan karena disengaja. Tapi karena lupa mengenakan. Sehingga, ketika diingatkan, pin tersebut akhirnya dikenakan (lagi).

Sebab, pemakaian pin BerAKHLAK oleh ASN  memiliki fungsi, seperti  sudah disebutkan di atas, yaitu kata-kata positif dalam pin (akan) memberi tuntunan baginya dalam menjalani profesi. Mereka akan sangat berhati-hati dalam memproses gagasan, berbicara, dan bertindak.

Jadi, pin yang memuat kata-kata positif yang dikenakan oleh siswa kami dan pin BerAKHLAK yang dikenakan oleh ASN, lebih bersifat persuasif. Artinya, tak berupa perintah yang kaku dan otoriter. Tapi, memengaruhi secara lebih halus dan pelan-pelan hingga menyentuh ke kedalaman batin pemakai pin.

Tak ada pengaruh yang bersifat verbal (orang berbicara) dan tak juga ada pengaruh yang bersifat fisik di dalam pin tersebut.

Karena yang bekerja merasuki benak dan pikiran pemakai pin (sejatinya) adalah spirit yang tersimpan di dalam kata-kata positif dalam pin. Si pemakai lebih diajak untuk berefleksi diri.

Dan, melalui refleksi itu, setiap siswa kami yang memakai pin kata-kata positif yang mengandung spirit menstop perundungan, itu lambat laun diharapkan mempunyai kesadaran bahwa tindakan perundungan merupakan tindakan yang tak terpuji dan harus dijauhi.

Maka, bukan mustahil, pada akhirnya siswa kami, entah kapan, dalam relasi antarmereka zero perundungan. Yang, kemudian melahirkan budaya relasi satu dengan yang lain saling mendukung, menghormati, dan memuji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun