Ada kalanya memang ditemukan ASN yang  tak mengenakan pin BerAKHLAK. Fenomena ini, semoga saja, terjadi bukan karena disengaja. Tapi karena lupa mengenakan. Sehingga, ketika diingatkan, pin tersebut akhirnya dikenakan (lagi).
Sebab, pemakaian pin BerAKHLAK oleh ASN  memiliki fungsi, seperti  sudah disebutkan di atas, yaitu kata-kata positif dalam pin (akan) memberi tuntunan baginya dalam menjalani profesi. Mereka akan sangat berhati-hati dalam memproses gagasan, berbicara, dan bertindak.
Jadi, pin yang memuat kata-kata positif yang dikenakan oleh siswa kami dan pin BerAKHLAK yang dikenakan oleh ASN, lebih bersifat persuasif. Artinya, tak berupa perintah yang kaku dan otoriter. Tapi, memengaruhi secara lebih halus dan pelan-pelan hingga menyentuh ke kedalaman batin pemakai pin.
Tak ada pengaruh yang bersifat verbal (orang berbicara) dan tak juga ada pengaruh yang bersifat fisik di dalam pin tersebut.
Karena yang bekerja merasuki benak dan pikiran pemakai pin (sejatinya) adalah spirit yang tersimpan di dalam kata-kata positif dalam pin. Si pemakai lebih diajak untuk berefleksi diri.
Dan, melalui refleksi itu, setiap siswa kami yang memakai pin kata-kata positif yang mengandung spirit menstop perundungan, itu lambat laun diharapkan mempunyai kesadaran bahwa tindakan perundungan merupakan tindakan yang tak terpuji dan harus dijauhi.
Maka, bukan mustahil, pada akhirnya siswa kami, entah kapan, dalam relasi antarmereka zero perundungan. Yang, kemudian melahirkan budaya relasi satu dengan yang lain saling mendukung, menghormati, dan memuji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H