Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Siswa Membolos Sekolah, Bagaimana Memersuasinya?

4 Februari 2023   15:16 Diperbarui: 5 Februari 2023   00:00 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ada siswa yang tidak masuk dalam ruang belajar. (Dokumentasi pribadi)

Dalam kondisi kelas seperti itu, guru akhirnya dapat memersuasi anak yang membolos melalui teman satu kelasnya. Tidak perlu banyak siswa. Satu siswa saja bisa. Khususkan bagi siswa yang paling dekat dengan anak yang membolos.

Karena siswa yang paling dekat umumnya memiliki hubungan khusus. Mungkin teman bermain, teman sehobi, atau teman kongko. Mereka lazimnya  masih saling berkomunikasi, bahkan bermain ke rumah.

Jadi sangat mudah bagi teman dekat untuk masuk ke dalam suasana hatinya. Ia pasti terbuka. Malahan teman dekat bisa saja menjadi tempat mencurahkan seluruh isi hatinya.

Celah ini yang dapat diberdayakan oleh guru untuk memersuasi. Sebab, guru tidak mudah untuk masuk sendiri ke dalam suasana hati anak yang dimaksud. Ia mungkin sudah merasa malu dan takut.

Maka, teman dekat adalah satu-satunya jalan untuk memersuasi. Cukup sederhana pesan yang disampaikan. Misalnya, "Pak A menanyakan kamu, lho". Apalagi kalau ditambahi ini, misalnya, "Tidak sekali, tapi Pak A berkali-kali tanyanya tentang kamu".

Pengalaman seperti itu pernah saya lakukan. Dan, ternyata jitu. Sangat efektif. Sebab, sehari setelah kurir memersuasi, anak didik kami yang membolos, masuk sekolah. Ini tidak sulapan. Ada proses yang dilewati dan logis.

Mungkin ada juga teman guru yang pernah mempraktikkan untuk siswa didik yang dirindu kedatangannya di ruang belajar. Atau, mungkin dengan cara lain dalam memersuasinya. Ini sangat berjasa. Sebab, siswa yang dirindu itu akhirnya kembali masuk sekolah.

Menjadi guru yang mau menyikapi secara positif siswa yang sering membolos, lebih menjamin masa depannya. Sebaliknya, menjadi guru menyikapinya secara cuek dan mengutukinya tidak menjamin masa depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun