Perlu dukungan
Diakui atau tidak, 20 sampai 30 tahun ke depan anak-anak didik kami atau yang seusianya menggantikan generasi pemimpin sekarang. Itu artinya, keberadaan mereka sangat dinantikan bangsa ini. Oleh karena itu, betapa pentingnya mereka harus sudah dipersiapkan sejak sekarang untuk menjadi kader pemimpin.
Memang LDK bukan satu-satunya tempat untuk membenihkan jiwa kepemimpinan bagi anak-anak. Ada tempat lain yang dapat dilakukan. Misalnya, lewat pramuka, remaja masjid, remaja-pemuda gereja, karang taruna, dan lainnya yang sejenis.
Memandang begitu bermanfaatnya LDK, sudah seharusnya didukung oleh semua pihak. Orangtua yang anak-anaknya ambil bagian di dalam aktivitas LDK sudah semestinya senang dan mendukung penuh. Apalagi anak akan merasa semakin dikuatkan kalau orangtuanya mendukung.
Bagian ini saya tulis karena dalam faktanya memang ada juga orangtua yang kurang mendukung anak mengikuti kegiatan LDK. Sekolah tidak akan memaksakan jika orangtua tidak mengizinkan anaknya bergabung dalam LDK.
Namun sesungguhnya sayang, sebab di dalam aktivitas LDK ada banyak pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dibenihkan di dalam diri anak-anak, terutama tentang jiwa kepemimpinan. Di saat pembelajaran di sekolah dan di didikan orangtua dalam keluarga, berbagai aktivitas di LDK sangat mungkin tidak ada.
Maka, program LDK dari tingkat SMP hingga SMA/SMK dan yang sederajat menjadi program tahunan. Setiap ada kepengurusan OSIS baru yang terbentuk, program LDK dilakukan.
Pemerintah pun memberi dukungan besar. Terbukti sebagian pembiayaan LDK dapat dibiayai melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Bentuk dukungan ini dapat kita lihat di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008, Bab V, Pasal 6, Ayat 1 dan 2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H