Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Projek Pengomposan Ajak Siswa Berani Kotor dan Berbagi

19 Januari 2023   16:44 Diperbarui: 26 Januari 2023   17:57 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kompos untuk tanaman.(UNSPLASH/MARKUS SPISKE)

Melalui projek pengomposan, anak-anak diarahkan berani bersentuhan dengan sampah, tanah, buah busuk, sisa-sisa makanan, dan sejenisnya. Semua itu kotor, menjijikkan, dan berbau. Akan tetapi, keterlibatan anak dalam kegiatan ini, sedikit banyak, membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih siap.

Sekalipun di rumah mereka kurang atau tidak berani melakukannya, di sekolah mereka berani melakukannya bersama teman-temannya. Karena satu dengan yang lain saling memotivasi dan di antara mereka sangat mungkin ada yang menjadi teladan.

Dalam situasi demikian, keberanian anak bisa muncul secara spontan. Tidak lagi jijik terhadap tanah, tempat becek, tempat kotor, bau kurang sedap, sampah, dan sejenisnya.

Dan, kalau sikap ini dilakukan secara terus-menerus (berkala), ia dapat menjadi anak yang cekatan, sat-set, dan tidak pilih-pilih beraktivitas sekalipun ada kendala. Tentu saja aktivitas yang positif.

Sekolah memang berharap aktivitas pengomposan ini tidak berhenti ketika projek di sekolah selesai. Anak-anak bersama keluarga di rumah dapat melanjutkannya. Sebab, aktivitas ini dapat memunculkan dampak yang sangat berharga, yaitu menjadi gaya hidup berkelanjutan anak dan keluarganya.

Di sekolah, aktivitas ini harus menjadi kebijakan berkelanjutan. Dilangsungkan secara berkala. Sebab, seperti di area sekolah tempat saya mengajar, sangat luas dan banyak ditemukan sampah organik. Selain akan banyak dihasilkan kompos, juga area sekolah bersih dan segar terus terjaga.

Berbagi

Banyaknya kompos yang dihasilkan tentu akan membantu sekolah lebih mudah merawat kesuburan tanam-tanaman yang dipelihara di lingkungan sekolah. Siswa pun dapat memanfaatkannya untuk taman kelasnya, memupuk berbagai tanaman hias.

Jika masih ada kelebihan kompos yang dihasilkan, guru dan karyawan sekolah pun dapat memanfaatkannya untuk tanaman di rumah. Bahkan, siswa pun kalau di rumah tidak mengadakan pengomposan sendiri bersama keluarga, dapat memanfaatkan kompos yang diproduksi di sekolah.

Terhadap anak-anak, sekalipun kita mengajak aktivitas mereka bersentuhan dengan tempat dan barang-barang kotor, penanaman kebersihan diri menjadi hal yang tidak boleh diabaikan. Sehabis bersentuhan dengan sampah harus membersihkan diri secara bersih. Ini pun juga cara berbagi, ada saatnya kotor; ada saatnya bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun