Kalau cemaran tersebut terabaikan, anak hanya berpikir yang penting pangan jajanan enak disantap dan harga terjangkau, kasihan mereka. Mengonsumsinya dalam waktu yang lama tentu berdampak buruk. Mereka menjadi tidak sehat. Dan, tentu proses pendidikan mereka terganggu.
Oleh karena itu, sangat penting pengenalan keamanan PJAS terhadap anak-anak. Edukasi ini dilakukan demi penyelamatan mereka. Agar mereka dapat melangsungkan pendidikannya hingga tuntas meraih cita-cita.
Jadi, pengenalan keamanan PJAS terhadap anak-anak tidak boleh dimaknai sebagai gerakan mengajak mereka alergi terhadap pangan jajanan. Tidak. Akan tetapi, mendidik mereka agar dapat memilih pangan jajanan yang aman bagi pertumbuhan tubuhnya.
Tidak semua pangan jajanan yang dijual di kantin sekolah, di luar pagar sekolah, dan di sepanjang tepi jalan yang sangat mungkin menjadi destinasi kuliner anak-anak saat istirahat atau pulang sekolah, terkena cemaran. Tentu banyak yang aman untuk dikonsumsi (anak).
Toh kalau di kantin sekolah pasti sudah ada persyaratan yang dikeluarkan oleh pihak sekolah yang harus dipenuhi oleh pemilik/penyewa kantin. Salah satunya tentu pangan jajanan yang dijual harus aman bagi warga sekolah, terutama bagi anak-anak. Sebab, konsumen terbesar adalah anak-anak.
Sementara itu, pedagang di luar pagar sekolah dan di tepi sepanjang jalan tentu dalam pantauan pemerintah melalui dinas perdagangan dan perindustrian. Pedagang-pedagang tersebut umumnya tergabung dalam usaha kecil menengah (UKM) yang ada dalam binaan pemerintah.
Memang tidak boleh dimungkiri ada juga pedagang yang “kurang tertib”. Mereka abai terhadap keamanan pangan jajanan demi meraup keuntungan lebih banyak.
Terhadap pedagang pangan jajanan yang demikian, adanya pengenalan keamanan PJAS terhadap anak-anak sebetulnya juga mendidik mereka (pedagang). Agar mereka menjual pangan jajanan yang aman.
Sebab, sangat mungkin setelah anak-anak mengenal keamanan PJAS menghindari pangan jajanan yang tidak aman. Dengan begitu, pedagang yang biasanya menjual pangan jajanan “kurang tertib” kehilangan pembeli. Ini bagian dari edukasi terhadap mereka.
Jangan sampai anak-anak menjadi korban karena pangan jajanan yang tidak aman. Terhadap ajakan ini tentu tidak ada satu pun orangtua yang menolak. Karenanya, orangtua perlu terus mengingatkan anaknya untuk selektif jika membeli pangan jajanan.
Orangtua memiliki peran sangat penting dalam hal ini. Bahkan, efektif. Sebab, setiap waktu orangtua ada bersama anak. Sehingga, mengedukasinya secara aplikatif sangat mungkin dilakukan. Tidak hanya berteori. Namun, bisa mempraktikkan langsung dalam keluarga.