Sampai akhirnya nilai sejarah trofi-trofi itu tak hanya dapat dihayati, tapi juga menyenangkan semua siswa. Sehingga, mereka selalu merindukan kegiatan tersebut dalam rangka untuk memperoleh "energi" baru untuk maju.
Syukur-syukur dalam kegiatan tersebut dapat mendatangkan siswa yang memperoleh trofi itu di hadapan semua siswa untuk berbagi pengalaman dalam memperolehnya. Hal ini tentu akan lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Karena, mereka dapat mendengar langsung dari pelaku utama atau orang pertama.
Jika cara-cara demikian dilakukan oleh sekolah secara berkelanjutan, bukan mustahil semua siswa, atau sebagian siswa, akhirnya tumbuh semangat belajarnya.Â
Siswa yang memiliki passion di bidang akademik menekuni bidangnya secara serius. Pun demikian siswa yang mempunyai passion di bidang non-akademik, menekuni bidangnya dengan gigih.
Dengan begitu, trofi-trofi yang dikoleksi sekolah tak hanya dipandang, dilihat, dan dikagumi, tapi juga dapat digunakan sebagai sarana memotivasi semua siswa yang bersekolah di sekolah tersebut untuk terus belajar meraih prestasi di bidangnya masing-masing. Sehingga, pada saatnya, mereka pun dapat menunjukkan "peran besarnya" di sekolah seperti pendahulu-pendahulunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H