Akhirnya, orangtua dapat menjadi fasilitator terhadap anak untuk belajar tentang hal yang tak dipelajari anak di sekolah. Orangtua menjadi hebat bagi anak. Karena, selain dapat menjadi "guru" terhadap anak sendiri, orangtua juga menciptakan ruang keeratan dengan anak.
Orangtua hebat itu orangtua yang menjadi guru bagi anaknya. Membincangkan hal-hal praktis keseharian yang dijumpai anak. Karena hal tersebut yang akan lebih banyak menyiapkan anak secara utuh. Ketika orangtua dan anak membincangkan cilok, misalnya, dapat juga membincangkan lebih meluas mengenai peran dan keberadaan penjual (baca: pedagang).
Berapa banyak informasi dan pengalaman anak yang didapat ketika membincangkan hal tersebut? Saya percaya, di dalam pikiran dan (juga) perasaan anak kaya akan informasi dan empati. Itu baru sekali saat orangtua memanfaatkan momen membeli jajanan bersama anak.
Coba kalau setiap melakukan kegiatan serupa dalam objek berbeda di lokasi yang mungkin berbeda juga, tentu anak akan semakin kaya pembelajaran praktis yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Anak juga dapat belajar mengenai lingkungan sosial yang berbeda.
Selain itu, orangtua akan menemukan keeratan dengan anak. Hubungan yang erat tersebut sangat mendukung pertumbuhan karakter anak. Anak tak hanya menjadi pribadi yang terbuka, tapi juga pribadi yang peduli.
Dalam diri anak akan tertanam penghayatan bahwa kehadiran orang lain itu penting dalam hidupnya. Dengan begitu, anak lebih mudah membangun hubungan dengan orang lain. Anak tak anti sosial.
Sekalipun saya belum pernah melakukan riset mengenai hal tersebut, saya berani berkesimpulan, anak-anak tersebut lebih berkompeten daripada anak-anak yang tak pernah mengalami aktivitas semacam itu bersama orangtuanya.
Namun, aktivitas membeli jajanan dan pergi ke ruang publik bersama anak tak perlu dilakukan setiap hari meskipun ada momen positifnya. Jarang-jarang saja. Sebab, jika dilakukan setiap hari berdampak buruk bagi anak. Mereka akan terbiasa dan menjadi ketagihan.
Yang jelas, orangtua hebat itu ketika pergi ke ruang publik bersama anak selalu memanfaatkannya untuk belajar banyak hal bagi anak. Sia-sia kalau momen tersebut tak dimanfaatkan untuk belajar. Di ruang publik manapun, mungkin di pusat kuliner, taman bunga, terminal, stasiun, atau yang lain, amat efektif untuk belajar bagi anak.
Betapa bermanfaat ruang publik untuk belajar bagi anak sebenarnya telah dilakukan oleh sekolah sejak dahulu kala. Buktinya, sekolah selalu memiliki kegiatan belajar di luar kelas, yaitu lewat aktivitas widyawisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H