Sebagian masyarakat Indonesia belum mengetahui adanya Desa Pancasila di negeri sendiri. Termasuk saya. Saya mengetahui di Indonesia ada Desa Pancasila, belum lama.
Itu pun tatkala saya berkunjung ke rumah saudara di wilayah Pati, Jawa Tengah, bagian utara. Desanya termasuk Desa Pancasila. Tepatnya, Desa Karangsari, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Katanya, Desa Pancasila seperti desa, tempat ia berdomisili, ditandai dengan adanya tempat ibadah dari berbagai agama karena warganya berlatar belakang agama yang berbeda.
Ada warga yang beragama Budha, Islam, dan Kristen. Sehingga, di desanya dapat ditemukan wihara, masjid, dan gereja. Tapi, tak sebatas itu. Â
Sebab, Desa Pancasila terutama ditandai dengan adanya keguyuban antar warga meski berbeda latar belakang.Â
Seperti, demikian saudara saya bersaksi, Â saat ada pendirian gereja, warga dari penganut agama yang berbeda turut membantu.
Pun demikian sebaliknya, saat ada pendirian masjid, warga dari penganut agama lain ikut membantu. Saat ada penganut agama Budha membangun wihara, warga penganut Islam dan Kristen turut membantu.
Dalam acara-acara keagamaan yang bersifat perayaan, penganut agama yang berbeda juga diundang untuk merasakan kegembiraan.Â
Sementara itu, dalam acara ibadah/sembahyang tak demikian. Hanya penganutnya yang melakukan ibadah; penganut yang lain membantu dalam pengamanan keberlangsungan acara.
Dari kesaksian saudara saya itu, saya membayangkan betapa nyaman hidup bersama meski berlatar belakang berbeda.Â