Setiap ada warga sekolah yang merasa sakit, mereka dapat memanfaatkan kartu kesehatan tersebut untuk mendapatkan layanan kesehatan dari dokter dan sekaligus mendapat obat di sekolah. Mereka tidak perlu pulang terlebih dahulu, lalu ke puskesmas atau rumah sakit untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
Boleh jadi di lembaga-lembaga pendidikan swasta bonafide yang lain, fasilitas kesehatan atau UKS dibidani oleh dokter. Atau, setidaknya oleh tenaga kesehatan. Tidak dikelola oleh guru yang diberi tugas tambahan sebagai pembina ekstrakurikuler PMR.
Sekolah-sekolah swasta yang tidak bonafide, tentu mengalami hal yang sama seperti sekolah negeri. Tak mungkin sekolah swasta yang kecil menyediakan tenaga kesehatan apalagi dokter seperti sekolah swasta yang besar. Bahkan, boleh jadi ekstrakurikuler PMR di sekolah swasta yang kecil tersebut tak ada sehingga UKS terabaikan.
Sekolah-sekolah negeri, yang dikelola oleh pemerintah, seharusnya bisa menerapkan layanan kesehatan yang tak sekadar seperti layanan UKS selama ini. Sekalipun tak semua sekolah negeri. Sebab, sekolah negeri tak selalu memiliki siswa dalam jumlah banyak. Misalnya, rerata jumlah siswa SD negeri sedikit.
Hal itu berbeda dengan jumlah siswa di SMP negeri. Di SMP, tempat saya mengajar, misalnya, memiliki 800-an siswa. Jumlah ini tergolong banyak. Apalagi kalau dalam satu sekolah (negeri) memiliki jumlah siswa lebih dari itu. Wow, tentu amat banyak!
Saya yakin, banyak SMP negeri yang memiliki jumlah siswa yang lebih-kurang sejumlah siswa di SMP, tempat saya bekerja. Bahkan, jumlah siswa di satu SMA/SMK negeri jauh lebih banyak daripada jumlah siswa di satu SMP. Â Sebab, jumlah SMA/SMK dalam satu wilayah saja tak sebanyak jumlah SMP dalam wilayah yang sama.
Jumlah siswa, baik di SMP maupun SMA/SMK, yang sudah tergolong "banyak" tersebut perlu mendapat perhatian lebih serius dari sisi layanan kesehatan.Â
Dengan begitu, setiap ada persoalan kesehatan, khususnya kesehatan siswa, dapat langsung ditangani secara optimal di sekolah oleh tenaga yang profesional.
Saya pernah mengalami problem pada saat ada orangtua mengantarkan anaknya ke sekolah persis di jalan depan sekolah mengalami kecelakaan.Â
Orangtua dan anaknya yang notabene siswa kami mengalami luka. Kami harus menanganinya. Sayang, kemampuan kami begitu terbatas. Sehingga, kedua korban kecelakaan harus diantar ke layanan kesehatan terdekat.