Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Konvoi Mobil Mewah Mencederai Pendidikan Karakter Anak-anak

1 Februari 2022   10:38 Diperbarui: 1 Februari 2022   18:53 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya, tak selalu demikian dilakukan oleh petugas berkaitan dengan kasus-kasus pelanggaran yang pernah terjadi. Ah, entah, mungkin pilih-pilih ya. Kalau pelanggar yang sopan dan kooperatif diloloskan; sementara pelanggar yang tak sopan dan tak kooperatif ditilang. Atau, karena faktor lain? Ah, saya tak menyebutkan karena saya yakin Anda pasti sudah tahu sendiri. Hehehe!

Apa pun alasannya, hal itu teladan buruk bagi pendidikan karakter anak-anak. Sebab, yang namanya pelanggaran harus diberi tindakan, tak dibiarkan. Coba Anda renungkan, apa yang terpahat di kepala anak-anak tatkala melihat "tragedi" itu?

Yang terpahat di kepala mereka adalah, ah, petugas ketertiban saja tak tertib. Tak tegas. Pilih kasih. Tak berani bertindak sesuai tugas pokok dan fungsinya. Tapi, kok digaji ya? Bukankah ini yang namanya teladan buruk bagi anak-anak?

Dalam banyak hal di negeri ini terjadi hal yang serupa meskipun tak sama persis dengan kasus di atas. Ada petugas yang meringankan beban pelanggar karena pelanggar adalah teman, pejabat yang lebih tinggi, atau orang yang berduit.

Kalau anak-anak yang masih kecil sudah melakukan perilaku tak disiplin, tak bertanggung jawab, malas, dan suka berbohong, jangan dikira perilaku itu tanpa teladan. Mereka meniru perilaku buruk orang-orang (dewasa) yang ada di sekitarnya, baik secara langsung maupun melalui media. Memprihatinkan bukan?

Ketiga, mempertontonkan kemewahan. Ini sangat bertentangan dengan hidup sederhana dan rendah hati. Dalam kasus konvoi mobil mewah di jalan tol tersebut tak lepas dari gaya hidup mewah dan suka pamer.

Barangkali masih bisa dimaklumi tak bergaya hidup mewah dan tak suka pamer kalau ketika di jalan tol, konvoi mobil mewah berjalan dalam kecepatan yang wajar dan tak beraksi apa-apa.

Sudah berjalan pelan, ditambah (lagi) beraksi mengambil dokumentasi. Bukankah ini perilaku buruk yang bisa menjadi teladan bagi anak-anak?

Bergaya hidup mewah dan suka pamer mudah didapati oleh anak-anak di sekitar mereka. Mungkin dari temannya sendiri atau orang-orang dewasa di sekitar mereka.

Untuk hal yang ini saja tak mudah dikikis dari masyarakat pergaulan. Selalu ada dan bukan mustahil dapat menimbulkan kecemburuan sosial. Ah, kok ya, ada-ada saja kasus konvoi mobil mewah di jalan tol yang seperti itu. Ini seakan mau mengumumkan bahwa pamer kemewahan adalah biasa. Menyedihkan bukan?

Masakan guru berseteru dengan masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun