Baik mereka memperoleh dari video, berita di televisi, artikel bacaan, maupun cerita dari orang. Bahkan, mungkin ada di antara mereka yang menyaksikan secara langsung karena mereka bepergian bersama keluarga melewati jalan tol yang sama.
Saya menduga tatkala mereka mengetahui kasus tersebut, di kepala mereka tersimpan pemahaman yang, saya rasa, berdampak buruk terhadap mental mereka.
Sebab, mereka mengetahui terjadi pelanggaran, tapi dibiarkan oleh yang berwenang. Selain itu, mereka juga (akhirnya) mengetahui kemewahan yang dipertontonkan di tempat umum.
Teladan buruk
Dalam konteks itu ada tiga poin penting berkaitan dengan pendidikan karakter yang, patut disayangkan karena merupakan "teladan buruk", khususnya bagi anak-anak.
Pertama, pelanggaran. Konvoi mobil mewah di Jalan Tol KM 02.400 Andara (Jalan Tol Depok -- Antasari) berjalan lambat di bawah batas minimum. Karena, mereka mengambil dokumentasi. Yang, entah disadari atau tidak, aksi itu mengakibatkan pengendara lain terganggu.
Anda bayangkan, apa yang terekam di otak anak-anak kita mengenai hal itu. Yang terekam adalah orang boleh melanggar aturan, hukum, dan undang-undang. Ini teladan buruk bagi anak-anak.
Jadi, kalau anak-anak, generasi yang kita gadang-gadang (angankan) untuk meneruskan pembangunan bangsa ini melakukan pelanggaran di mana dan kapan pun, para peneladan buruk itu yang sejatinya merusak mental mereka. Jadi, mereka (baca: anak-anak) tak tepat disalahkan.
Memang harus diakui, begitu banyak orang dewasa melakukan pelanggaran di mana dan kapan pun yang dapat ditonton oleh anak-anak. Celakanya, orang-orang dewasa yang melakukan pelanggaran, yang tersiar di media bukan orang sembarangan. Mereka kebanyakan pejabat, yang seharusnya menjadi panutan. Ngeri bukan?
Kedua, adanya pembiaran. Ya, pembiaran. Seharusnya, tanpa pandang bulu, pelaku pelanggaran mendapat tindakan. Dalam kasus konvoi mobil mewah itu, para pelanggar tak ditilang.Â
Di beberapa berita yang saya baca, menginformasikan bahwa mereka tak ditilang hanya karena mereka bersikap sopan dan kooperatif kepada petugas. Kok begitu ya?