Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memandang Sisi Positif Saja, Pasti Menyehatkan

13 Januari 2022   18:54 Diperbarui: 13 Januari 2022   18:57 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi kebahagian berawal dari saling memandang sisi positif pihak lain, ilustrasi diambil dari suara.com

Sehat ekonomi

Di mana ada perselisihan di situ ekonomi terkuras. Betapa tidak, karena perselisihan selalu membutuhkan biaya. Seperti halnya  dalam perang, ada biaya perang. Tak sedikit tempo dulu bangsa yang memiliki utang karena biaya perang.

Karena perselisihan identik dengan perang,  tentu saja perselisihan membutuhkan biaya. Jika perselisihan berlangsung lama, tentu  biaya yang dibutuhkan banyak. Bahkan, bukan tak mungkin akhirnya kehabisan modal. Jadi, secara ekonomis tidak sehat.

Menginginkan sehat ekonomi harus menjauhi perselisihan. Sebaliknya, membangun persahabatan atau persaudaraan. Persahabatan atau persaudaraan terbangun dengan baik kalau setiap pihak memandang sisi positif pihak yang lain. Jika yang terjadi dalam relasi sosial seperti itu, tentu dijamin sehat ekonomi.

Sehat berbagi

Memandang sisi positif pihak lain bukankah sudah merupakan upaya berbagi kebaikan kepada pihak lain? Karena, membuat pihak lain merasa senang dan bahagia. Seperti halnya orang berbagi bingkisan kepada orang lain, yang membuat  orang lain merasakan kegembiraan.

Nilai berbagi kebaikan (baca: sikap yang baik dan menghargai)  kepada pihak lain justru jauh lebih berharga daripada berbagi bingkisan. Karena, berbagi kebaikan  tak akan habis. Ia akan terus terpatri selamanya di dalam sanubari pihak yang menerima.

Kalau mau selalu memandang sisi positif pihak lain begitu besar manfaatnya, buat apa  kita memandang sisi negatifnya. Tak perlu bukan? Nah, sekalipun saya membuat catatan ini, bukan berarti saya sudah mampu "selalu" memandang sisi positif pihak lain, lho!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun