Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Upacara Bendera, Ruang Menanam Nilai Karakter

8 Oktober 2019   23:46 Diperbarui: 8 Oktober 2019   23:49 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SEMPURNA: Upacara bendera yang melibatkan peserta didik dan guru-karyawan sekolah.

Kesalahan petugas upacara perlu dibicarakan. Sebab, dapat digunakan sebagai langkah antisipasi untuk petugas upacara bendera berikutnya. Anak-anak  dapat belajar dari kesalahan petugas upacara bendera. Sehingga kesalahan serupa tidak terjadi pada saat mereka bertugas kelak.

Dalam refleksi ini, dua hal yang menurut saya perlu menjadi penekanan. Kedua hal itu terkait dengan nilai karakter utama, yang ada di dalam penguatan pendidikan karakter (PPK). Yaitu, karakter nasionalis dan gotong royong. Sekalipun sebenarnya dalam kegiatan upacara bendera termuat lima karakter utama, yang ketiga lainnya adalah religius, mandiri, dan integritas. 

Tapi, kedua nilai karakter utama yang disebut terdahulu sangat kental dengan kegiatan upacara bendera. Oleh karena itu, kedua nilai karakter utama itu yang relevan disampaikan saat refleksi di akhir kegiatan upacara bendera.

Pertama, nilai karakter nasionalis. Bendera merah putih yang dikibarkan setiap upacara bendera, sangat dekat dengan jiwa pahlawan bangsa. Karena bendera merah putih menjiwai semangat pahlawan, berani melawan penjajah karena tujuan suci, yaitu untuk memiliki kedaulatan. 

Para pahlawan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bersatu untuk mengusir penjajah.

Anak-anak harus memiliki kesatuan pengertian, pemahaman, penghayatan, dan perjuangan dalam menjaga keutuhan Indonesia. Sebab, akhir-akhir ini ada keinginan dari kelompok tertentu untuk memecah kesatuan Indonesia. 

Anak-anak yang merupakan generasi penerus  harus dibentuk karakternya agar menjadi generasi yang nasionalis. Generasi yang berkarya untuk kepentingan bangsa, tidak untuk kepentingan sendiri atau kelompoknya.

Semua itu membutuhkan peran guru. Guru memiliki tanggung jawab menanamkan sikap nasionalis kepada anak-anak didik. Dan, dalam konteks kegiatan upacara bendera, penanaman sikap nasionalis itu sangat relevan. 

Misalnya, guru menyadarkan anak-anak bahwa menertawakan petugas upacara yang mengalami kesalahan dalam tugasnya, tidaklah memiliki sikap nasionalis. Karena perbuatan itu tidak memberi semangat kepada petugas upacara, tetapi (malah) melemahkan mereka. 

Akibatnya upacara bendera berlangsung tidak khidmat.

Upacara bendera yang berlangsung tidak khidmat karena peserta tidak tertib lantaran menertawakan petugas yang salah menunjukkan nilai nasionalisme tidak terhayati. Ini pekerjaan yang berat bagi guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun