Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berguru Menulis ke Pepih Nugraha, Iskandar Zulkarnaen dan 3 Kompasianer Lain

21 Juli 2015   12:52 Diperbarui: 21 Juli 2015   18:03 2407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto dari http://enchantedmountains.com"][/caption]

Tak terasa sudah 3 tahun lebih Saya bergabung di kompasiana, tepatnya sejak 9 April 2012. Sebagai newbie, awal menulis di kompasiana Saya belum punya ciri khas gaya penulisan, cepat tapi pasti (fastly but sure), seiring berjalan waktu, highlight, TA, HL, FA atas tulisan-tulisan yang dipublish, saya dapatkan, termasuk nominasi sebagai kompasianer Best in Opinion 2014, bersanding bersama kompasianer penulis opini keren yang tulisannya Saya suka dan langganan mejeng di HL dan TA, yaitu Daniel HT, Ninoy Karundeng, Esther Lima dan Achmad Suwefi, pun Saya dapatkan. Hal-hal menakjubkan tersebut adalah hal-hal yang tak pernah terpikirkan di kepala, memimpikannya pun saya tak berani.

Kenapa Saya gak berani memikirkan dan memimpikan untuk melangkah sejauh ini di kompasiana?

Rekan-rekan pembaca sudah tahu jawabannya, yaitu karena basic-nya saya bukan penulis (writer, author), saya adalah auditor. Saya tidak punya latar belakang pendidikan sastra atau jurnalistik yang akrab dengan kata-kata dan diksi, itulah sebabnya Saya paling tidak bisa merayu dan berkata-kata manis ke seseorang, Saya biasa berbicara langsung, blak-blakan apa adanya. Latar belakang saya adalah matematika dan akuntansi, sehingga saya akrab dengan angka-angka. Alhamdulillah, saat ini Saya sangat akrab dengan angka-angka dan lembaran-lembaran kertas dengan angka-angka yang tercetak, dengan banyak 0 di belakangnya.

Sebagai newbie, Saya membaca banyak tulisan yang ada di kompasiana. Dari sekian banyak tulisan dan penulisnya, Saya paling suka dan terkesima dengan tulisan-tulisan kompasianer senior Herry FK yang akrab dipanggil Gorila Merah a.k.a Gomer. Tulisan-tulisan Herry FK kebanyakan bergenre HUMOR, rekan pembaca silakan melihat-lihat file tulisannya, mampu membuat pembaca terhipnotis untuk membaca detail kata demi kata, supaya tidak terlewat karena ia sangat mahir memainkan playstation (plesetan) sehingga pembaca tersenyum simpul, tertawa ngakak bahkan sampai ngangkang-ngangkang. Pengaruh dari gaya penulisan Herry FK sepertinya mempengaruhi gaya penulisan Pakde Kartono, yang di dalam tulisan seserius apapun, tetap terselip humor yang segar dan biking err, yang dalam Bahasa latinnya disebut Men Sana in Corpore Sano.

[caption caption="capture dari kompasiana.com"]

[/caption]

Sayang sekali, saat ini Herry FK sudah tidak aktif lagi menulis di kompasiana, entah karena alasan apa. Dari bisik-bisik yang sampai ke telinga Saya, penyebab Herry FK berhenti menulis katanya sih karena tulisan-tulisannya yang selalu menarik banyak pembaca, jarang dilirik admin untuk dijadikan HEADLINE. Dari statistic yang ada, dari 559 tulisan yang dipublish, Herry FK ‘hanya’ mendapatkan 4 Headline. Angka 4 untuk jumlah Headline yang diperoleh Herry FK, tampaknya menjadi angka mati (si) yang tidak bertambah-tambah lagi, karena Herry FK kini sudah pergi diam-diam tanpa pamit meninggalkan kompasiana. Satu lagi misteri angka 4 yang bikin merinding.

Di tulisan ini, Saya mau buat pengakuan yang sebelumnya belum pernah saya ungkapkan. Jika Jati Kumoro adalah mahaguru menulis, maka Herry FK adalah guru menulis saya di kompasiana, kami berkomunikasi melalui inbox kompasiana (yang sekarang sudah tidak ada, menghilang bersama arsip-arsip inbox dari pengagum rahasia yang belum sempat saya arsipkan), ia membentuk saya menjadi penulis dengan karakter yang tangguh, tidak mudah bergairah atas sanjungan dan puja puji, tidak mudah menyerah atas kritik dan serangan.

Tulisan-tulisan Herry FK selalu dinanti-nantikan pembaca. Jam berapapun ia mempublish tulisan, tidak peduli pagi, siang, sore atau tengah malam, pembaca tetap ramai dan berebutan komen pertama seolah-olah kalo komen pertama akan dapat hadiah Jam Rolex, padahal dapat pulsa 10 ribu juga gak. Tulisan-tulisan Herry FK yang kadang berlendir namun disajikan dengan humor, mampu menghipnotis banyak orang untuk melupakan problem kehidupan dan tertawa bersama-sama dengan hati riang gembira.

Oh ya, rekan-rekan kompasianer punya guru menulis gak di kompasiana?

Kalopun bukan guru, paling tidak, punya favorit gak? Siapa kompasianer yang tulisan-tulisannya banyak menginspirasi di kehidupanmu, atau mempengaruhi tulisan-tulisanmu sehingga makin bagus, makin keren, dan makin menemukan ciri khasnya.

Jika teman-teman punya, silakan nyatakan di kolom komentar beserta alasannya, tanpa alasan juga gak papa sih, terserah rekan-rekan mau pakai alasan atau gak, yang pasti harus pakai baju dan celana yah. Kalo belum punya guru, saya mau bantu memberikan rekomendasi 5 nama kompasianer yang saya pandang cocok jadi guru menulis.

Rekomendasi ini silakan dipakai oleh semua kompasianer, tidak ada kompasianer senior atau junior, karena kita di sini kita semua sama. Senior dan junior kan lihat dari siapa yang memandang. Pakde Kartono di mata ustad Gatot Swandito adalah Junior, tapi Pakde Kartono di mata Hanna Chandra, Dewi Pagi, Putu Djuanta, Deni DJ, Ifani dll adalah senior. Bukan hanya dianggap senior, malah dianggap guru, yang sering dimintakan pendapat dan nasehat tentang segala sesuatu, baik problem menulis, problem catur, maupun problem kehidupan.

Ini rekomendasi saya tentang sosok 5 kompasianer yang cocok jadi guru menulis di kompasiana, dan sebaiknya kita baca seluruh arsip tulisan mereka, biar kita memahami cara berpikir dan alur penulisan yang baik dan bagus :

Pepih Nugraha

Ia adalah pendiri kompasiana dan terdaftar di kompasiana sejak 28 Agustus 2008, di profil kompasiananya tertulis “Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung dengan Harian Kompas sejak 1990, hari-hari diisi membaca, menulis, dan bersosialisasi. Selain sharing menulis di funpage Facebook "Nulis bareng Pepih" dan situs pribadi http://pepih.com, mempraktikkan dan mengobarkan citizen journalis dan hybrid journalism. Bermimpi lahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal sebagai sebuah obsesi. Upaya dan langkah untuk mewujudkan obsesi itu dengan mengajar dan memberi pelatihan menulis/jurnalistik di dalam dan luar negeri, serta menjadi juri berbagai lomba menulis.”

Dari profil Kang Pepih, demikian ia biasa dipanggil, kita melihat komitmennya yang sangat tinggi dalam bidang tulis menulis. Sejak tahun 1990 sampai saat ini (2015), berarti telah 25 tahun kang Pepih menggeluti dunia jurnalistik bersama kompas grup, tidak heran ia sangat berpengalaman, banyak makan asam garam dan sering bertemu liku-liku dan hiruk pikuk terkait jurnalistik. Mimpi kang Pepih untuk melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal tampaknya sudah jadi kenyataan (dream comes true), karena terbukti kompasiana telah banyak melahirkan jurnalis/penulis kreatif yang andal, salah satunya yang sudah terbukti kehandalannya karena walaupun akunnya sudah pernah mati, tapi hidup kembali dengan akun baru adalah Elde dan Sayeed Kalba Kaif.

Iskandar Zulkarnaen

Ia adalah salah satu admin senior kompasiana dan terdaftar di kompasiana sejak 3 November 2008, di profil kompasiananya tertulis Writer, Editor, Content Manager, Trainer, Presenter, Social Media Expert, Citizen Journalism Specialist. Anak Betawi. Lahir di Jakarta. Alumni @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok. Join and follow @iskandarjet in many social media platform and like his fanspage at www.facebook.com/isjet. Mengajak untuk menulis, menulis dengan ajakan > Writing is Breathing > #kataJet #ayonulis

Dari profil Bang Isjet, demikian ia biasa dipanggil, kita melihat komitmennya yang sangat tinggi dalam bidang tulis menulis. Ajakan Bang Isjet untuk menulis disambut hangat oleh banyak orang untuk menulis dan bergabung di kompasiana. Saat ini terdaftar 100.000 lebih akun kompasiana, dan tujuan mereka bergabung menyambut ajakan bang Isjet adalah untuk menulis, kalo tidak menulis artikel, yah menulis komentar, kalo di kompasianer versi lama, akun yang ada bisa dimanfaatkan untuk menulis surat cinta ke kompasianer idaman (bener gak sih? Ayo ngaku hehehe), sebab jika hanya untuk membaca tidak perlu bergabung tetap bisa baca tulisan-tulisan yang dipublish di kompasiana.

Akhir kata, itulah 2 kompasianer yang Saya rekomendasikan untuk dijadikan guru menulis di kompasiana.

Mungkin rekan-rekan pembaca masih bingung, judulnya 5 kompasianer, koq isinya Cuma 2 kompasianer?

Jika rekan-rekan pembaca jeli membaca tulisan di atas, 3 nama kompasianer yang saya rekomendasikan jadi guru menulis sudah saya bahas impilisit dan eksplisit di atas, yaitu Mahaguru Jati Kumoro, master guru Herry FK dan saya sendiri (Pakde Kartono) yang tanpa rekomendasi siapapun sudah didaulat menjadi guru menulis oleh Mas Wahyu, Dewi Pagi, Hanna Chandra, Putu Djuanta, Polie_tikus, Ansara, Fidiawati, Deni DJ, Rauf Nuryama, Ahmad Ch, Kristin R, Erenbeckam, Anna Risnawati, Dahlia Yustina, Kiara Wael, Ifani, Weedy Koshino, Yasinta Toendan, Vita Sinaga dll. Mudah-mudahan mba Vita Sinaga mengajak keponakannya Gita Sinaga (ini mimpi dan harapan Saya) untuk juga berguru ke Saya, terserah mau berguru apa saja. Hehehe.

Selamat siang Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun