Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berguru Menulis ke Pepih Nugraha, Iskandar Zulkarnaen dan 3 Kompasianer Lain

21 Juli 2015   12:52 Diperbarui: 21 Juli 2015   18:03 2407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika teman-teman punya, silakan nyatakan di kolom komentar beserta alasannya, tanpa alasan juga gak papa sih, terserah rekan-rekan mau pakai alasan atau gak, yang pasti harus pakai baju dan celana yah. Kalo belum punya guru, saya mau bantu memberikan rekomendasi 5 nama kompasianer yang saya pandang cocok jadi guru menulis.

Rekomendasi ini silakan dipakai oleh semua kompasianer, tidak ada kompasianer senior atau junior, karena kita di sini kita semua sama. Senior dan junior kan lihat dari siapa yang memandang. Pakde Kartono di mata ustad Gatot Swandito adalah Junior, tapi Pakde Kartono di mata Hanna Chandra, Dewi Pagi, Putu Djuanta, Deni DJ, Ifani dll adalah senior. Bukan hanya dianggap senior, malah dianggap guru, yang sering dimintakan pendapat dan nasehat tentang segala sesuatu, baik problem menulis, problem catur, maupun problem kehidupan.

Ini rekomendasi saya tentang sosok 5 kompasianer yang cocok jadi guru menulis di kompasiana, dan sebaiknya kita baca seluruh arsip tulisan mereka, biar kita memahami cara berpikir dan alur penulisan yang baik dan bagus :

Pepih Nugraha

Ia adalah pendiri kompasiana dan terdaftar di kompasiana sejak 28 Agustus 2008, di profil kompasiananya tertulis “Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung dengan Harian Kompas sejak 1990, hari-hari diisi membaca, menulis, dan bersosialisasi. Selain sharing menulis di funpage Facebook "Nulis bareng Pepih" dan situs pribadi http://pepih.com, mempraktikkan dan mengobarkan citizen journalis dan hybrid journalism. Bermimpi lahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal sebagai sebuah obsesi. Upaya dan langkah untuk mewujudkan obsesi itu dengan mengajar dan memberi pelatihan menulis/jurnalistik di dalam dan luar negeri, serta menjadi juri berbagai lomba menulis.”

Dari profil Kang Pepih, demikian ia biasa dipanggil, kita melihat komitmennya yang sangat tinggi dalam bidang tulis menulis. Sejak tahun 1990 sampai saat ini (2015), berarti telah 25 tahun kang Pepih menggeluti dunia jurnalistik bersama kompas grup, tidak heran ia sangat berpengalaman, banyak makan asam garam dan sering bertemu liku-liku dan hiruk pikuk terkait jurnalistik. Mimpi kang Pepih untuk melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal tampaknya sudah jadi kenyataan (dream comes true), karena terbukti kompasiana telah banyak melahirkan jurnalis/penulis kreatif yang andal, salah satunya yang sudah terbukti kehandalannya karena walaupun akunnya sudah pernah mati, tapi hidup kembali dengan akun baru adalah Elde dan Sayeed Kalba Kaif.

Iskandar Zulkarnaen

Ia adalah salah satu admin senior kompasiana dan terdaftar di kompasiana sejak 3 November 2008, di profil kompasiananya tertulis Writer, Editor, Content Manager, Trainer, Presenter, Social Media Expert, Citizen Journalism Specialist. Anak Betawi. Lahir di Jakarta. Alumni @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok. Join and follow @iskandarjet in many social media platform and like his fanspage at www.facebook.com/isjet. Mengajak untuk menulis, menulis dengan ajakan > Writing is Breathing > #kataJet #ayonulis

Dari profil Bang Isjet, demikian ia biasa dipanggil, kita melihat komitmennya yang sangat tinggi dalam bidang tulis menulis. Ajakan Bang Isjet untuk menulis disambut hangat oleh banyak orang untuk menulis dan bergabung di kompasiana. Saat ini terdaftar 100.000 lebih akun kompasiana, dan tujuan mereka bergabung menyambut ajakan bang Isjet adalah untuk menulis, kalo tidak menulis artikel, yah menulis komentar, kalo di kompasianer versi lama, akun yang ada bisa dimanfaatkan untuk menulis surat cinta ke kompasianer idaman (bener gak sih? Ayo ngaku hehehe), sebab jika hanya untuk membaca tidak perlu bergabung tetap bisa baca tulisan-tulisan yang dipublish di kompasiana.

Akhir kata, itulah 2 kompasianer yang Saya rekomendasikan untuk dijadikan guru menulis di kompasiana.

Mungkin rekan-rekan pembaca masih bingung, judulnya 5 kompasianer, koq isinya Cuma 2 kompasianer?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun