Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Remisi Untuk Pemerkosa, Koruptor, Teroris dan Bandar Narkoba

18 Juli 2015   10:51 Diperbarui: 18 Juli 2015   10:51 2895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak terjadi penegak hukum seperti polisi (Djoko Susilo, Didik Purnomo, Susno 2G dll), jaksa (Urip Tri Gunawan, Sistoyo, Cyrus Sinaga dll) dan hakim (Setyabudi, Ibrahim, Tripeni, Kartini Marpaung, Akil Mochtar dll), yang mengaku wakil Tuhan di muka bumi, yang mendapat kewenangan dari Undang undang untuk menghukum seseorang yang melakukan tindak pidana, termasuk koruptor, ternyata korupsi juga.

Bahkan hakim mahkamah konstitusi Akil Mochtar yang menyarankan koruptor di potong tangannya, saat ini menjadi narapidana korupsi dan sudah lupa bahwa ia pernah mengatakan bahwa koruptor sebaiknya dipotong tangannya.

Begitu juga mantan ketua umum partai demokrat, yang mengatakan gantung Anas di monas jika korupsi satu rupiah uang Hambalang, saat ini ia menolak digantung atau gantung diri di monas, karena korupsinya memang bukan 1 rupiah melainkan miliaran rupiah, dari bermacam proyek bukan hanya uang hambalang. LOL.

Ada satu pertanyaan yang mengganjal di pikiran Saya "Jika anak atau istri Emerson Yuntho diperkosa oleh seseorang. Apakah Emerson Yuntho tetap akan berpendapat bahwa pemerkosa anak dan istrinya tersebut berhak atas remisi? Sebab selama ini remisi terhadap pemerkosa tidak pernah dipermasalahkan oleh Emerson Yuntho dkk. Gak usah dijawab pertanyaan mudah ini, karena jawabannya saya sudah tahu."

Akhir kata, di hari raya Idul Fitri ini, hari kemenangan bagi umat islam sedunia, di mana hati kita seharusnya bersih dari segala macam iri dengki, prasangka dan niat jahat, ada baiknya kita mengembalikan segala sesuatu sesuai hokum yang berlaku, sesuai ajaran agama, bukan berdasarkan pesanan seseorang atau bisikan setan, karena setan tak ingin jika manusia di bumi hidup bahagia dan damai.

Akhir kata lagi, minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir batin atas segala kesalahan baik yang gak sengaja maupun yang gak disadari, semoga kita masih diberi kesempatan untuk bertemu Ramadhan tahun depan, dan senantiasa kita mengisi hari-hari kita semua dengan kebaikan.

Selamat pagi Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun