Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sebab Mahasiswi Jadi Ayam Kampus

30 Juni 2015   10:58 Diperbarui: 30 Juni 2015   10:58 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah putus dan galau berbulan-bulan, setelah curhat ke teman dan sahabat, termasuk menggalau di media social, mereka ini tercerahkan dengan pemikiran “Selama ini kekasihnya menikmati tubuhnya gratis dan pada akhirnya kekasih yang sangat dicintainya meninggalkannya. Ia hanya bersedih hati meratapi nasib dan tak bisa berbuat apa-apa, tak punya apa-apa. Padahal kalo om-om menikmati tubuhnya, mungkin saat ini ia sudah kaya raya?”

Kadung sudah tidak perawan, maka beberapa mahasiswi mengambil langhkah jadi ayam kampus untuk mengumpulkan uang sekaligus memberi pesan ke laki-laki yang telah melukainya “Kamu bisa menikmati tubuhku, tetapi tidak hatiku.”

Hipersex

Harus diakui paling susah mengendalikan nafsu birahi yang membumbung tinggi, yang selalu ingin bercinta setiap ada lawan. Nah, beberapa ayam kampus yang sudah disurvei oleh Cak Lontong mengatakan mereka mempunya nafsu birahi yang tinggi (hipersex), sehingga mencari pelampiasan dengan menjadi ayam kampus, karena pacarnya saja kewalahan menghadapi keinginannya bercinta yang hamper setiap hari, itupun dalam sehari bisa beberapa kali.

Peraturan kampus longgar

Saya ada usul ekstrim tapi sepertinya efektif untuk mencegah adanya ayam kampus. Sebaiknya universitas mensyaratkan Test Keperawanan bagi mahasiswinya setiap akhir semester sampai wisuda. Jika ada mahasiswi yang kedapatan tidak perawan lagi, maka keluarkan ia dari kampus dan cabut kartu mahasiswinya.

Kalo sudah keluar dari kampus, dan gadis tersebut kedapatan menjual diri, Ia tidak dapat menyebut dirinya ayam kampus, ia akan disebut PSK. Otomatis harganya akan turun, karena image ayam kampus lebih baik daripada image PSK, padahal orangnya sama. Itulah salah satu kelebihan dari BRANDING, dengan barang yang sama tapi harga jual bisa berbeda.

Demikianlah catatan sederhana dari Pakde Kartono, agar kita semua sebagai orang tua peduli akan fenomena social yang terjadi di lingkungan kampus, Hal ini sangat penting menjadi perhatian bagi kita semua, karena masa depan bangsa ini terletak di pundak anak-anak kita.

Selamat siang Indonesia

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun