Iwan, lurah kampung sebelah, yang sudah menduda selama 1 dasawarsa, sudah lama naksir berat Dina sejak Doni masih ada, pernah mengatakan "Sebenarnya aku gak mau menikah lagi, tapi kalo melihat kamu lewat depan rumah, keinginan menikah lagi otomatis timbul. Mau yah Din menikah denganku. Aku akan bahagiakan kamu seperti Doni membahagiakan kamu."
Banyak penawaran-penawaran lain dari pria-pria, ada yang beristri ada yang bujang, ada yang hidungnya polos, beberapa berhidung belang. Dari semua penawaran itu, Dina selalu menolak hanya dengan 1 jawaban "Maaf mas, bukan aku menolak rejeki dan dicinta oleh mas, tapi aku belum bisa melupakan mas Doni. Kalopun aku menikah lagi, pria itu aku pastikan hanya Pakde Kartono seorang, kompasianer ganteng, pintar, humoris dan mapan, yang selalu kuikuti tulisan-tulisannya di kompasiana, yang mampu membuatku semyum-senyum sendiri, menghiburku di kala gundah gulana, galau dan risau. Kepada pria lain aku sudah menutup pintu hati, mohon maaf sekali lagi mas. Tidak selamanya mendung itu kelabu, tidak selamanya janda itu lugu, sekali-kali gpp kan janda belagu. Masa depan bukan mainan, dan aku gak mau main-main dengan banyak pria, sampai aku menemukan 1 pria idaman, kalo bukan Pakde Kartono, yang mirip 11 12 pun tak mengapa. Aku mau seperti Ibu Kartini, yang merasa hina jika harus bergantung ke orang lain, apalagi tanpa cinta."
Salam Rumpies
[caption id="attachment_411338" align="alignnone" width="616" caption="Foto dari kompasiana.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H