Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kejanggalan AADC 2014, Khas Film Indonesia

14 November 2014   22:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:48 6845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gara-gara menulis tentang AADC LINE yang berjudul "AADC, Jangan Mudah Percaya Pria Ganteng dan Puitis" yang mendapat sambutan hangat dari pembaca, terutama dari gadis kinyis-kinyis, mba-mba office dan wanita matang manggis, saya mendapat kiriman EMAIL dari pengasuh salah satu majalah remaja di Jakarta.

Isi email tersebut singkatnya meminta Saya menuliskan kritik tentang kejanggalan-kejanggalan dari mini drama AADC 2014 (LINE) demi pembelajaran kepada sineas-sineas perfilman Indonesia, agar lain kali kalo mau bikin film lebih teliti lagi, yang lebih masuk akal lagi, sehingga enak ditonton, penonton yang menonton di bioskop ytidak merasa rugi membayar tiket bioskop dan menjadi box office di wall strett, eh salah di Hollywood.

Urusan kritik mengkritik itu sarapan pagi saya sejak kecil, apa saja bisa saya kritik. Walaupun sesuatu sudah terlihat bagus, saya tetap mampu menemukan kekurangan dari sesuatu tersebut. Saya mampu menembus ruang dan waktu, mampu melihat yang orang lain tidak melihatnya. Kemampuan mengkritik ini makin meningkat sejak saya lulus Sarjana Akuntansi, sampai kemudian menjadi auditor, karena seringnya melakukan audit investigasi dan audit forensik. Calon mertua saja pernah saya kritik, kenapa kalo saya pacaran, ia sering bolak balik ke ruang keluarga tempat saya dan anaknya ngobrol.

Tanpa perlu berlama-lama, karena kalo kelamaan katanya bisa menyebabkan lecet-lecet, yuk kita bahas sama-sama kejanggalan-kejanggalan dalam mini drama AADC 2014 (LINE), demi pendewasaan perfilman Indonesia supaya lebih baik lagi, dan suatu saat mampu menyamai kualitas perfilman Hollywood, minimal Bollywood.

1. Pertemuan Rangga dan Cinta di Boarding gate

Rangga bisa masuk sampai boarding gate setelah melewati imigrasi gate karena memegang boarding pass ke New York, sementara Cinta tak pegang tiket, apalagi boarding pass. Jangankan kritikus film sekelas Oscar atau Cannes, kritikus film sekelas piala Citra atau Cimahi akan tersenyum linu dan ngilu menyaksikan adegan ini. LOL

[caption id="attachment_375275" align="alignnone" width="300" caption="Foto dari capture mini drama AADC 2014"][/caption]

2. Mencari kontak melalui LINE fitur Find Alumni

Setelah terpisah selama 12 tahun karena sesuatu hal, Rangga dan Cinta tidak saling berkomunikasi satu sama lain, mereka kehilangan kontak. Apakah selama terpisah tersebut, Rangga kehilangan keperjakaan atau Cinta kehilangan keperawanan? Tidak bisa diketahui dari minifilm tersebut.

Saat Rangga akan ke Jakarta, ia baru mencari tahu kontak Cinta melalui LINE dengan fitur Find Alumninya. Ini hal yang janggal, mengapa tidak melalui facebook saja? Fitur find alumni sudah lama ada di facebook, atau mengapa tidak tanya ke teman-teman SMA mereka, siapa tahu ada yang punya kontak Cinta. Untung saja Cinta pakai smart phone, jadi pakai aplikasi LINE juga, bagaimana kalo Cinta hanya pakai HP jadul yang cuma bisa SMS dan telepon saja, bisa-bisa mini film AADC 2014 tidak akan pernah dibuat.

3. Cinta 12 tahun ditinggal Rangga gak galau dan stress

Dari penampilan Cinta di minifilm AADC 2014 terlihat Cinta tetap tampil cantik dan chic sehari-hari. Sama sekali tidak terlihat tanda-tanda ia galau apalagi stress karena ditinggal Rangga yang sangat dicintainya, disayanginya ke New York. Hal ini sungguh aneh dan janggal.

Saya paham banget tentang wanita, apabila ditinggal orang yang dicintainya, disayanginya, jangankan 12 tahun, 3 hari atau seminggu saja sudah galau berkepanjangan, tidak mau makan, malas mandi, malas nyisir dan sering update status galau di media sosial. Cinta tidak menunjukan tanda-tanda itu, bahkan terlihat fine-fine aja.

Jadi terlihat janggal seolah-olah Cinta menunggu janji Rangga yang akan kembali ke Jakarta dalam 1 purnama, padahal sampai 12x12 purnama, Rangga tidak muncul batang hidungnya, apalagi batang Mr P-nya.

4.Rangga berprofesi sebagai Fotografer

12 tahun lalu, saat pergi ke New York, Rangga mengambil kuliah jurusan sastra di Columbia University New York, sesuai minatnya pada puisi-puisi Chairil Anwar. Tetapi mengapa setelah 12 tahun Rangga justru menjadi seorang Fotografer handal, bukannya menjadi penyair seperti Sitok Srengenge. Apakah jurusan sastra di Universitas New York berbeda dengan di Jakarta?

[caption id="attachment_375264" align="alignnone" width="622" caption="Foto dari capture mini drama AADC"]

1415953936425743341
1415953936425743341
[/caption]

5. Menurut teman-teman Cinta, Rangga itu ganteng banget

Sewaktu Cinta memberi tahu ada pesan LINE masuk dari Rangga teman SMA, teman-teman SMA Cinta pada histeris, mereka langsung teringat ke sosok Rangga yang menurut mereka Ganteng Banget, yang lucunya sampai saat ini belum punya pacar juga, apalagi menikah.

Hal ini sungguh janggal, apakah teman-teman Cinta tidak pernah membaca kompasiana.com? Bahwa ada seorang kompasianer yang lebih dari ganteng banget, pakai Profil Picture aktor hollywood Brad Pitt, dengan alasan memang wajahnya 11 11.5 dengan Brad Pitt, kompasainer tersebut bernama Pakde Kartono.

Kalo mereka pernah membaca kompasiana.com dan melihat PP Pakde Kartono sering nangkring di halaman depan kompasiana, baik karena tulisannya terpilih seabagi HL, TA, FA, Teraktual, Terinspiratif, Terbermanfaat dan Termenarik atau karena Pakde Kartono terpilih sebagai nominator kompasianer Best in Opinion di kompasinaival 2014, seharusnya mereka bersikap biasa-biasa saja ke Rangga, tidak sampai menyebutnya ganteng banget. Kalo wajah seperti Rangga saja disebut ganteng banget, berarti wajah Pakde Kartono a.k.a Anthony mesti disebut ganteng banget kwadrat.

Demikianlah kejanggalan-kejanggalan dari mini drama AADC 2014 (LINE). Saya menuliskan ini bukan karena dibayar oleh pesaing LINE, tetapi karena cinta yang luar biasa pada perfilman Indonesia, supaya film Indonesia bisa kembali berjaya seperti jamannya Eva Arnaz, Nurul Arifin dan Inneke Koesherawati wara wiri di layar bioskop di Seluruh Indonesia.

Selamat sore Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun