Munas partai Golkar di Bali baru saja selesai dilangsungkan, hasilnya sudah kita ketahui bersama. ARB kembali terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum Partai Golkar periode 2015-2019. Munas partai Golkar juga memutuskan untuk memecat 17 kader partai Golkar yang 'nakal' antara lain Agung Laksono, Nusron Wahid, Agus Gumiwang, Yoris Roweyai, Agun Gunanjar dll.
ARB yang juga ketua umum Koalisi Merah Putih (KMP) makin mendapat legitimasi memimpin partai Golkar. Pimpinan-pimpinan partai anggota KMP ikutan hadir di munas partai Golkar di hotel Westin Bali, selain ingin menunjukan dukungan penuh, sepertinya mereka ingin liburan asyik seru ramai-ramai di Bali.
Berdasarkan info A1 dari teman-teman entertainment, bersamaan dengan munas partai golkar di Bali, sejumlah model-model cantik dan wanita-wanita cantik yang mengaku-aku sebagai model dari beberapa kota besar di Indonesia juga diketahui berada di Bali tanpa urusan yang jelas. Disinyalir mereka menjadi gula-gula munas partai Golkar agar munas berlangsung sukses ses ses ses. Terbukti munas berlangsung sukses ses ses dan ARB tak terhindarkan terpilih secara aklamasi.
Pengurus DPP Partai Golkar juga telah diumumkan. Kabinet ARB kali ini mengalahkan kabinet Partai Demokrat pimpinan SBY dari sisi banyaknya jumlah pengurus. Tidak tanggung-tanggung, pengurus harian DPP Partai Golkar berjumlah hampir 200 orang, tepatnya 199 orang, dengan 9 orang wakil ketua umum, 36 orang wakil sekjen dan 34 wakil bendahara umum. Untung saja ARB tidak membuat jabatan sekretaris wakil ketua umum, sekretaris wakil sekjen dan sekretaris wakil bendahara umum.
Beberapa teman saya di Pejaten memprediksi partai Golkar akan lebih besar dan maju di bawah kepemimpinan ARB saat ini. Pendapat ini dibantah beberapa teman lain, terjadi adu argumentasi meski tidak sampai adu otot apalagi adu anggar (emangnya homo? Wkwkwk).
Ini beberapa argumen dari teman-teman Pejaten mengapa partai Golkar akan lebih besar dan maju bersama ARB dibanding dipimpin tokoh lain, misal Agung Laksono atau Priyo Budi Santoso ;
1. Jumlah pengurus lebih banyak
Orang tua berkata "banyak anak banyak rezeki", nah ARB berharap dengan banyak pengurus, maka rezeki partai Golkar akan mengalir deras. Paling tidak, jika partai Golkar mengadakan munas atau kongres tidak akan sepi, pengurus semua hadir saja (sebanyak 200 orang), gedung pertemuan sudah langsung penuh. Apalagi jika pengurus membawa sekretaris yang kinyis-kinyis, otomatis wartawan yang kritis-kritis akan banyak hadir dan mempublish berita manis ini tak peduli mereka sedang puasa senin kamis.
2. ARB pandai berpidato politik
Memperhatikan ARB berbicara beberapa kali di mimbar munas partai Golkar di Bali terlihat bahwa ARB begitu percaya diri, dan ia mampu menghipnotis peserta munas sehingga laporan pertanggung jawabannya pun diterima tanpa syarat.
Hal ini mengingatkan kita semua pada sosok orator ulung yang pernah dimiliki Indonesia, bapak proklamator, presiden I RI Ir Soekarno, yang mampu menghipnotis banyak orang untuk mendengarkan orasinya dan mengikuti apa yang diserukannya.
Saya sendiri ikut terhipnotis menyaksikan pidato ARB yang berapi-api dan menunjukan sosok dirinya yang sepertinya nasionalis tulen.
Banyak orang tidak suka ke ARB, karena mengaitkannya ke kasus lumpur Sidoarjo, tapi banyak (juga) orang yang suka ke ARB, karena ia mempunyai banyak perusahaan yang menghidupi banyak karyawannya. Banyak orang juga menyukai ARB karena sifat kebapakan dan ngemong ke anak-anak muda terlihat jelas saat ARB mengajak Zalianty sister liburan ke Maladewa. Orang tua Zalianty sister aja mungkin belum pernah ajak liburan ke sana, ARB yang bukan bapak kandung tanpa sayang-sayang uang mengajak liburan ke sana, dengan pesawat pribadi. Benar-benar sosok kebapakan yang baik.
Akhir kata, bukan Saya mendukung ARB sebagai ketua umum partai golkar yang baru, tetapi siapapun ketua umum partai Golkar, apalagi sosok seperti Agung Laksono, tidak akan membuat partai Golkar maju dan besar, mereka hanya akan membuat partai Golkar sebagai pecundang politik, yang mau ikut dalam pemerintahan Jokowi-JK dan menyetujui semua kebijakan Jokowi-JK. Kalo seperti itu jadinya, tidak ada check and balance atas pemerintahan Jokowi-JK di parlemen.
Jika argumen teman-teman di atas diragukan kebenarannya, paling tidak saya tetap berpendapat bahwa partai Golkar akan lebih maju dan besar bersama ARB, minimal kader-kader partai Golkar akan MAJU ke persidangan pengadilan tipikor sebagai terdakwa korupsi (sudah dimulai oleh ketua DPD Jawa Barat Yance yang sudah ditahan penyidik Kejaksaan Agung dan sebentar lagi dimajukan sebagai pesakitan ke persidangan, menyusul ketua DPR RI Setya Novanto, menyusul yang lainnya) dan besar suaranya sebagai pemimpin Koalisi merah putih di parlemen karena memprotes kebijakan-kebijakan Jokowi-JK.
Selamat siang Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H