Saya sendiri ikut terhipnotis menyaksikan pidato ARB yang berapi-api dan menunjukan sosok dirinya yang sepertinya nasionalis tulen.
Banyak orang tidak suka ke ARB, karena mengaitkannya ke kasus lumpur Sidoarjo, tapi banyak (juga) orang yang suka ke ARB, karena ia mempunyai banyak perusahaan yang menghidupi banyak karyawannya. Banyak orang juga menyukai ARB karena sifat kebapakan dan ngemong ke anak-anak muda terlihat jelas saat ARB mengajak Zalianty sister liburan ke Maladewa. Orang tua Zalianty sister aja mungkin belum pernah ajak liburan ke sana, ARB yang bukan bapak kandung tanpa sayang-sayang uang mengajak liburan ke sana, dengan pesawat pribadi. Benar-benar sosok kebapakan yang baik.
Akhir kata, bukan Saya mendukung ARB sebagai ketua umum partai golkar yang baru, tetapi siapapun ketua umum partai Golkar, apalagi sosok seperti Agung Laksono, tidak akan membuat partai Golkar maju dan besar, mereka hanya akan membuat partai Golkar sebagai pecundang politik, yang mau ikut dalam pemerintahan Jokowi-JK dan menyetujui semua kebijakan Jokowi-JK. Kalo seperti itu jadinya, tidak ada check and balance atas pemerintahan Jokowi-JK di parlemen.
Jika argumen teman-teman di atas diragukan kebenarannya, paling tidak saya tetap berpendapat bahwa partai Golkar akan lebih maju dan besar bersama ARB, minimal kader-kader partai Golkar akan MAJU ke persidangan pengadilan tipikor sebagai terdakwa korupsi (sudah dimulai oleh ketua DPD Jawa Barat Yance yang sudah ditahan penyidik Kejaksaan Agung dan sebentar lagi dimajukan sebagai pesakitan ke persidangan, menyusul ketua DPR RI Setya Novanto, menyusul yang lainnya) dan besar suaranya sebagai pemimpin Koalisi merah putih di parlemen karena memprotes kebijakan-kebijakan Jokowi-JK.
Selamat siang Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H