Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gara-gara BTP Kami Diserbu Warga dan Rumah Kami Diobrak-abrik

23 November 2016   06:11 Diperbarui: 15 Desember 2016   09:43 4546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MEMORI CARD

Saya selain mendapat kiriman paket buku-buku dari Mas Ukik juga mendapat kiriman sekeping benda kecil seukuran tidak lebih dari 2 cm tersebut. Meski ukurannya kecil tapi isinya—ini biang kerok penyebab rumah saya diserbu warga—ratusan gending-gending Jawa, Canpur Sari, Keroncong dan masih banyak lagi.

Setelah saya mendapat kiriman kartu memori dari BTP tersebut, nyaris setiap hari ada suara menggelegar dari speaker rumah saya, inilah awalnya kenapa warga menyerbu rumah saya.

Memang agak didramatisasi. Sesungguhnya bukan masa dan menyerbu, hanya beberapa tokoh dan pemuka masyarakat  Korong  (setingkat Kepala Dusun) Suka Mananti. Tetapi mengenai pengrusakan dan pengobrak-abrikan rumah saya itu memang betul-betul terjadi—tunggu pada postingan berikutnya.

“Pak Dhe kami sebagai tetangga merasa kebrebegen (bising) setiap hari mendengar suara gleger gong dan gemerincing gender dan siter yang muncul dari speaker Pak Dhe” celetuk salah satu tetangga saya yang paling dekat bernama Suroso alias Roso.

“Jadi maksudnya  kurang senang karena mengganggu ketenangan sampeyan atau bagaimana?”jawaban, langsung pertanyaan dari saya.

“Maksud saya begini, bagaimana jika suara itu tak hanya terdengar dari pengeras suara Pak Dhe, tapi suara gending-gending tersebut  benar-benar muncul dari gamelan yang kita pukul dengan tangan kita sendiri”sambung Roso.

“Artinya?”tantang saya.

“Kita bikin gamelan sendiri dan membentuk paguyuban atau grup karawitan, bagaimana menurut Pak Dhe?”

Seperti kucing ditawari ikan asin, langsung saya sergap saja.

“Kokndhakdari dulu-dulungajakbegini, saya sebetulnya ingin sekali menghidupkan kembali nyala budaya yang mulai redup ini, tapi agak ragu apakah ada yang mau, lantaran kita berada pada komunitas  yang  berbudaya Minang”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun