Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tip & Trik Menjadi Verifikator Profesional

7 Juni 2016   23:32 Diperbarui: 7 Juni 2016   23:41 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

VERIFIKASI FAKTUAL

Setelah prosedur yang kritis dan menegangkan terlalui, Anda selamat dari brakotan  herder atau luput dari keroyokan warga dikira maling, artinya Anda sudah bertemu dengan yang akan diverifikasi, maka tahapan berikutnya atau verifikasi faktual bisa lanjutkan.

Pertama tanyakan KTP—nah disini diperlukan lampu ultra violet untuk memastikan bahwa KTP yang bersangkutan asli—apakah KTPnya selain asli juga sesuai dengan nama yang ada pada formulir. LUP digunakan—bagi verifikator usia lanjut atau ada gangguan penglihatan—untuk melihat tandatangan atau tulisan yang terlalu kecil.

Setelah NIK dan NAMAnya sama, untuk memastikan apakah benar orang yang bersangkutan yang sedang diverifikasi, tanyakan akta kelahirannya, lihat, sama atau tidak tanggal lahirnya dengan yang tertulis di KTP.

Semua yang tertulis di KTP harus ditanya atau diverifikasi ; NIK, Nama, Tempat /Tgl Lahir, Alamat, Agama, Status Perkawinan, Pekerjaan, Kewarganegaraan dan masa berlakunya KTP.

Sebab bisa jadi ada salah satu data yang tidak sesuai, misalnya STATUS PERKAWINAN, pada KTP tertulis statusnya belum kawin tapi ternyataaaa....... (wah ini agak repot memang, harus diperiksa oleh dokter spesialis)

Oh ya, ini yang sangat krusial dan signifikan, Jenis Kelamin.Jika Anda verifikator profesional jangan mudah percaya terhadap apa yang tertulis di KTP. Misalnya, di KTP  jenis kelamin perempuan, harus dibuktikan bahwa dia memang benar-benar perempuan. Jangan-jangan dia aslinya laki-laki atau waria, maka dibutuhkan keberanian ekstra untuk membujuk atau bila perlu memaksanya agar dia mau menunjukkan keasliannya. Dan agar tidak dianggap fiktif, sebagai bukti maka disini KAMERA berperan.  Caranya? Yo sakkarepmu kok tanya saya, sana tanya pada DPR.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun