Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Seorang Anak Dilaporkan ke Polisi Oleh Ayah Kandungnya Sendiri

17 Desember 2015   07:24 Diperbarui: 17 Desember 2015   12:02 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa yang ada dibenak seorang ayah, dengan tega dan sadis menghajar hingga babak belur anaknya. Tak cukup sampai disitu setelah sang anak dianiaya, masih dilaporkan pula ke Polisi. Padahal seharusnya seorang ayah merawat dan melindungi anaknya sendiri.

Ini kejadiannya. Seorang ayah pulang dari kerja —karena penat—minta dipijit pada anaknya. Dengan senang hati sang anak melakukan perintah ayahnya. Setelah ayahnya membuka baju, anaknya pun segera mulai memijit. Dimulai dari punggung.

Baru beberapa menit tiba-tiba sang anak menghentikan pijatannya karena ada sesuatu yang berbeda pada punggung ayahnya.

“Kok berhenti, ada apa nak?”

“Anu yah, punggung ayah kok ada gambarnya”

“Apa?, ada gambar apa?”

“Sepertinya gambar peta Yah, warnanya keputih-putihan”

“Jaga mulutmu nak, ayah yang paling tahu dengan tubuh ayah sendiri, tubuh ayah mulus, tidak ada noda sedikitpun seperti yang kamu bilang”

“Kalau bagian depan ayah bisa melihat sendiri permukaan kulit ayah, tapi melihat kulit punggung ayah perlu orang lain atau cermin, yah”
“Aku ini ayahmu, lebih tahu dan lebih pintar dari kamu, jangan coba-coba menggurui ayah!!”

Setelah dibentak ayahnya, sang anak pun segera beranjak dan mengambil dua buah cermin untuk diberikan pada ayahnya agar mudah melihat kuduknya sendiri.

“Nah itu yah, lihat ada gambar peta di kuduk ayah, apa itu yang disebut panu, ya yah?”

“Apa? Lancang mulutmu, tidak pantas seorang anak menyebut ayahnya panuan!!”

“Lho, saya kan cuma menunjukkan bahwa kuduk ayah ada panunya, kok malah marah, seharus nya ayah berterimakasih pada saya”

“Terimakasih katamu, terimakasih pada anak yang nggak tahu diri, setan kamu!!?

“Ayah, karena ayah tidak tahu bahwa punggung ayah panuan, itu berbahaya bisa merembet kemana-mana, bisa-bisa seluruh punggung ayah menjadi penuh panu, makanya saya beri tahu”

“Dasar anak durhaka kamu, tak tahu sopan santun pada orang tua, masa anak mau menggurui orang tua, dan itu namanya membuka aib, tahu!!!”

“Terserah ayah, saya hanya memberi tahu, diterima sukur, nggak diterima ya nggak apa-apa”

“Nih terima, hadiah buat anak yang tak tahu diri, (plaaak, cplok, jroot)” dengan marah besar si anak dihajar hingga berdarah-darah.

Setelah itu si anak pun dilaporkan ke Polisi dengan alasan mencemarkan nama baik dan menghina orang tua, seorang anak berani-beraninya menunjukkan bahwa kuduk ayahnya ada panu dan kurapnya, sangat memalukan layak dihukum berat.

Bagaimana kejadian selanjutnya belum jelas. Apakah anaknya di proses kasusnya di kepolisian atau tidak. Namun, kabarnya sang ayah malah mengurung diri di kolong dipan sambil kerukupan sarung, setelah diteriaki tetangganya sebagai ayah gemblung.

“Dasar ayah gemblung, wong ditunjukin punggungnya ada panunya kok malah ngamuk sama anaknya, seharus berterima kasih, mbluung....gemblung”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun