“Apa? Lancang mulutmu, tidak pantas seorang anak menyebut ayahnya panuan!!”
“Lho, saya kan cuma menunjukkan bahwa kuduk ayah ada panunya, kok malah marah, seharus nya ayah berterimakasih pada saya”
“Terimakasih katamu, terimakasih pada anak yang nggak tahu diri, setan kamu!!?
“Ayah, karena ayah tidak tahu bahwa punggung ayah panuan, itu berbahaya bisa merembet kemana-mana, bisa-bisa seluruh punggung ayah menjadi penuh panu, makanya saya beri tahu”
“Dasar anak durhaka kamu, tak tahu sopan santun pada orang tua, masa anak mau menggurui orang tua, dan itu namanya membuka aib, tahu!!!”
“Terserah ayah, saya hanya memberi tahu, diterima sukur, nggak diterima ya nggak apa-apa”
“Nih terima, hadiah buat anak yang tak tahu diri, (plaaak, cplok, jroot)” dengan marah besar si anak dihajar hingga berdarah-darah.
Setelah itu si anak pun dilaporkan ke Polisi dengan alasan mencemarkan nama baik dan menghina orang tua, seorang anak berani-beraninya menunjukkan bahwa kuduk ayahnya ada panu dan kurapnya, sangat memalukan layak dihukum berat.
Bagaimana kejadian selanjutnya belum jelas. Apakah anaknya di proses kasusnya di kepolisian atau tidak. Namun, kabarnya sang ayah malah mengurung diri di kolong dipan sambil kerukupan sarung, setelah diteriaki tetangganya sebagai ayah gemblung.
“Dasar ayah gemblung, wong ditunjukin punggungnya ada panunya kok malah ngamuk sama anaknya, seharus berterima kasih, mbluung....gemblung”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H