Mohon tunggu...
Cahya Yuana
Cahya Yuana Mohon Tunggu... Tutor - Akun Pribadi

Cahya Yuana, S.Sos., M.Pd. Orang biasa yang suka dalam dunia pendidikan. Konsentasi dalam bidang pendidikan terkait dengan quality assurance, penelitian dan evaluasi pendidikan. Selain aktif didunia pendidikan waktunya juga untuk bergabung dengan beberapa organisasi sosial dan keagamaan. Jadikan hidup didunia untuk mencari bekal di akhirat dengan berkarya positif adalah prinsip hidupnya. Membaca, latihan menulis, ceramah mengisi pelatihan adalah aktivitas lainnya. Suami dari Sri Nurharjanti, yang kebetulan mempunyai aktivitas dan prinsip yang sama. Telah dianugrahi 2 putri, Mendidik anak adalah merupakan sekolah kehidupan. Nomor Kontak: 087739836417

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Satu Pesan dalam Dua Kata Kudeta

3 Februari 2021   13:09 Diperbarui: 3 Februari 2021   13:14 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang perlu lebih menahan syahwat politik. Setiap keputusan dan pernyataan politik perlu dipertimbangkan secara masak, jangan sampai menimbulkan kegaduhan baru yang justru semakin memperburuk keadaan yang sedang kurang baik. Energi, pikiran, kekuatan harus disatukan untuk menghadapi pandemic.

Keteladan para pendahulu saat melawan penjajah perlu dilakukan. Semua orang berorientasi kepada usaha untuk memenangkan peperangan. Sekat perbedaan dihilangkan, yang ada saling bergandengan tangan.  Jangan bebani rakyat yang sekarang sedang susah dengan hal-hal yang bisa ditunda. Batasi syahwat politik masing-masing. Rakyat membutuhkan aksi kepahlawanan, seperti mau menghibahkan sebagian kekayaan untuk negara. Sungguh sangat elok kalau mulai ada orang-orang yang diberikan kekayaan jutaan, milyaran, trilyunan memberikan pernyataan merelakan sebagian kekayaan untuk negara.

Sungguh keteladanan yang tinggi kalau para politikus yang dipilih langsung oleh rakyat berbondong mau menghibahkan sebagian penghasilannya untuk rakyat. Jangan sampai justru rakyat yang sudah susah dipertontonkan pertunjukan teatrikal yang mengiris hati seperti kasus koropsi bansos. Atau rakyat diperlihatkan intrik dan siasat para politikus untuk melanggengkan kekuasaan yang sudah mereka dapatkan sekarang. Semoga itu semua bukan hanya mimpi, akan tetapi kalau ternyata hanya mimpi itu sudah cukup, karena sekarang banyak orang yang bahagia ketika dia ada dalam alam mimpi.  Semoga kekuasaan yang seharusnya mempercepat kita masuk surga, justru tidak menghambat atau bahkan menghalangi kita masuk surga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun