Mohon tunggu...
Cahya Yuana
Cahya Yuana Mohon Tunggu... Tutor - Akun Pribadi

Cahya Yuana, S.Sos., M.Pd. Orang biasa yang suka dalam dunia pendidikan. Konsentasi dalam bidang pendidikan terkait dengan quality assurance, penelitian dan evaluasi pendidikan. Selain aktif didunia pendidikan waktunya juga untuk bergabung dengan beberapa organisasi sosial dan keagamaan. Jadikan hidup didunia untuk mencari bekal di akhirat dengan berkarya positif adalah prinsip hidupnya. Membaca, latihan menulis, ceramah mengisi pelatihan adalah aktivitas lainnya. Suami dari Sri Nurharjanti, yang kebetulan mempunyai aktivitas dan prinsip yang sama. Telah dianugrahi 2 putri, Mendidik anak adalah merupakan sekolah kehidupan. Nomor Kontak: 087739836417

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aku Bukan Pejuang, Aku Seorang Pecundang?

28 November 2018   11:10 Diperbarui: 28 November 2018   11:33 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Orang yang gugur (di dalam peperangan) itu ada tiga, orang beriman yang berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah, hingga ketika bertemu musuh ia memerangi mereka sampai terbunuh;maka ia adalah asy-syahid mumtahan, ia berada di jannah di bawah Arsy, para nabi tidak memiliki kelebihan darinya selain karena kelebihan kenabian. 

Kemudian seseorang yang mengkhawatirkan dirinya lantaran dosa-dosa dan kesalahan-kesalahannya, ia berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah, hingga ia ketika bertemu musuh ia berperang sampai terbunuh,maka ia adalah al-mumashmishoh; dosa dan kesalahannya dihapuskan, sesungguhnya pedang itu mampu menghapus dosa-dosa, kemudian ia dipersilahkan masuk jannah dari pintu mana saja yang ia kehendaki. Sesungguhnya jannah itu memiliki delapan pintu. 

Pintu jannah yang satu lebih utama daripada pintu yang lain. Kemudian ada orang munafik yang berjihad dengan jiwa dan hartanya, hingga ketika ia bertemu musuh ia berperang di jalan Allah sampai terbunuh, ia berada di neraka, karena pedang tidak bisa menghapus kemunafikan." (HR. Ahmad dengan isnad jayyid, Thabraniy dan Ibnu Hibban)

Jangan-jangan aku termasuk orang yang ketiga, orang berjuang bukan dengan niat yang benar. Orang yang berjuang hanya untuk kepentingan pribadinya. Kalau seperti itu masih pantaskah saya berpikir saya telah berjuang untuk negeri ini. Bahkan sangat mungkin apa yang saya lakukan belumlah seberapa dengan apa yang dilakukan oleh guru yang selama ini menjadi peserta pelatihan. 

Teringat saya dengan sebuah buku karangan seorang guru. Seorang ibu guru yang memilih mengajar disebuah pulau kecil di Madura yang penuh kelelawar. Dia tinggal di pulau kecil itu bersama dengan anaknya. Suaminya tetap tinggal di Madura. Paling cepat dia baru bisa kembali ke Madura satu minggu sekali, mengingat hanya ada satu kali pelayaran dari pulau tersebut menuju madura. 

Sebenarnya dia sudah  mendapatkan tawaran pindah ke Madura. Apabila dia mau menerima tawaran pindah, dipastikan dia akan selalu bersama dengan suaminya. Tapi wajah-wajah polos anak didiknya terasa berat untuk dilupakan, maka dia memilih untuk tetap mengajar di pulau yang penuh kelelawar tersbut. Sebuah kisah yang diabadikan dalam buku "Batman Teacher".

Akhirnya aku akhiri malam itu dengan berkata lirih "Aku bukan seorang Pejuang" bahkan ada perasaaan kuatir aku adalah seorang pecundang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun