Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

(Turkey Tours - 4) Toilet di Turki Mencerminkan Perpaduan Dua Budaya

7 Januari 2025   06:04 Diperbarui: 7 Januari 2025   06:04 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ke manapun Anda bepergian, jangan lupa untuk memperhatikan bentuk toilet di negara atau kota yang Anda kunjungi. Karena bentuk dan kondisi toilet menunjukkan budaya bangsa setempat.

Istanbul adalah kota istimewa di Turki, karena terletak di dua benua, yaitu Eropa dan Asia. Pemisah dari kedua benua ini adalah Selat Bosporus, jalur air yang panjangnya 31 kilometer. Selat ini menghubungkan Laut Hitam dan Laut Marmara dan berfungsi sebagai garis antara Eropa dan Asia.

Satu sisi Selat Bosporus adalah bagian Eropa dari Istanbul. Daerah ini terkenal dengan bangunan bersejarah dan pasar yang ramai seperti Grand Bazaar. Di sini banyak tempat wisata terkenal seperti Hagia Sophia dan Istana Topkapi.

Sedangkan sisi Asia dari Istanbul tampak berbeda. Tempat ini lebih terasa seperti tempat tinggal warga, dan tidak ramai seperti tempat wisata. Di sana terdapat daerah seperti Kadky dan skdar, yang memiliki banyak kafe dan pasar. Kawasan ini terasa lebih santai dibandingkan dengan sisi Eropa yang sibuk.

Selat Bosporus bukan sekadar garis pada peta; selat ini juga merupakan jalur air penting bagi kapal. Selat ini menghubungkan dua lautan besar dan telah menjadi titik utama perdagangan sejak lama. Saat naik perahu di Selat Bosporus, kita dapat melihat wajah Eropa dan Asia sekaligus, yang sangat menarik.

Budaya Istanbul merupakan perpaduan antara Eropa dan Asia. Perpaduan ini terlihat dari makanan, musik, seni, dan tradisi. Hal ini juga yang membuat penampilan warganya tampak berbeda. Sebagian warga memiliki ciri rambut, wajah dan postur tubuh seperti umumnya warga Asia, sebagian lagi lebih condong ke Eropa.

Toilet di Turki, Perpaduan Dua Budaya

Toilet merupakan bagian integral dari budaya setiap bangsa. Di Turki, kita bisa menemukan dua jenis toilet yang mewakili dua tradisi yang berbeda. Di area publik, toilet model Barat (Eropa) dan model Timur (Asia) dengan mudah ditemukan.

Secara umum, ditemukan dua jenis toilet utama di Turki, masing-masing memiliki desain unik dan makna budaya yang spesifik. Pertama adalah toilet Alaturka. Jenis ini juga dikenal sebagai toilet jongkok, yang mewakili budaya timur, lebih spesifik lagi budaya Islam.

Toilet Alaturka, tradisional Turki. Sumber https://istanbultouristpass.com/
Toilet Alaturka, tradisional Turki. Sumber https://istanbultouristpass.com/

Toilet Alaturka adalah toilet tradisional Turki, yang mengharuskan penggunanya untuk berjongkok di atas lubang di tanah. Desainnya menekankan minimalnya kontak dengan permukaan toilet, yang dianggap lebih higienis menurut standar lokal.

Untuk menggunakan toilet ini, biasanya orang akan melepas sepatu dan celananya, berjongkok di atas lubang, lalu menyiram dengan air dari selang yang selalu disediakan. Budaya Islam yang sangat memperhatikan kesucian dan kebersihan, tampak dari desain toilet ini.

Toilet Alafranga, sumber https://istanbultouristpass.com/
Toilet Alafranga, sumber https://istanbultouristpass.com/

Yang kedua adalah toilet Alafranga atau toilet duduk model masyarakat Barat. Jenis ini sama dengan toilet yang lazim ditemukan di banyak negara di dunia. Dilengkapi dengan tempat duduk, tangki siram, dan pengaturan tempat duduk yang lebih familiar bagi masyarakat modern.

Toilet Alafranga lebih umum hadir di daerah perkotaan, hotel kelas atas, dan tempat publik dengan fasilitas modern. Inilah wajah budaya Barat yang berkembang di Istambul. Masyarakat Barat pada umumnya lebih familiar dengan pembersih tisu daripada air.

Perpaduan Harmonis Dua Budaya

Lanskap toilet di Turki terus berkembang hingga hari ini. Toilet Alaturka dan Alafranga hidup berdampingan, mewakili dua budaya yang berbeda. Hal ini mencerminkan penerimaan warga Turki terhadap modernitas (Barat) dengan tetap berusaha menjaga dan melestarikan budaya Islam.

Toilet lebih dari sekedar fasilitas publik. Toilet adalah cerminan kekayaan sejarah dan keragaman budaya bangsa. Di Turki, terkadang kita menemukan toilet tradisional Alaturka, kadang bertemu dengan toilet modern Alafranga.

Penanda toilet di Turki. Sumber https://istanbultouristpass.com/
Penanda toilet di Turki. Sumber https://istanbultouristpass.com/

Di Turki, sebagaimana di negara-negara lain, terdapat toilet khusus gender yang diberi label dengan kata-kata dan karakter Turki. "Kadin" adalah istilah untuk toilet perempuan. Secara lengkap ditulis dengan "Kadn Tuvaleti" atau toilet perempuan.

"Bayan" atau secara lengkap ditulis "Bayan Tuvaleti" adalah istilah lain yang juga digunakan untuk menyebut toilet perempuan. Istilah "Kadn" dan "Bayan" memiliki orientasi yang sama, yaitu penunjuk toilet untuk perempuan.

Sedangkan "Erkek" atau ditulis lengkap "Erkek Tuvaleti", menunjukkan toilet laki-laki. Ada pula istilah "Teluk" atau "Bay Tuvaleti", yang maknanya juga toilet laki-laki. Istilah "Erkek" atau "Bay" memiliki orientasi yang sama, yaitu penunjuk toilet untuk laki-laki.

Kita akan mudah menemukan penanda gender pada papan tulisan toilet, jika disertai dengan gambar. Namun jika hanya bertuliskan kata atau istilah khas Turki, kita harus mengerti bagian mana yang toilet laki-laki dan bagian mana toilet perempuan. Di antara kata kuncinya adalah Erkek / Bay untuk laki-laki dan Kadin / Bayan untuk perempuan.

Pengalaman Erkek Masuk Toilet Kadin

Saya memiliki pengalaman salah masuk toilet saat di Istambul. Setelah membayar 10 Lira Turki, saya langsung masuk ke arah toilet. Petugas pun tidak memberikan respon sesuatu.

Setelah sampai di dalam area toilet, ternyata yang ada di dalam semuanya makhluk berjenis Kadin. Tidak ada yang berjenis Erkek. Saya bingung, apa memang ini toilet campur Erkek dan Kadin?

Nenek penjaga toilet di Istambul, dokumen pribadi.
Nenek penjaga toilet di Istambul, dokumen pribadi.

Saya segera berlari keluar area toliet, untuk melihat penanda. Ternyata tertulis Kadn Tuvaleti, dan saya tidak membacanya. Rupanya saya salah masuk toilet karena kurang jeli melihat penanda.

Setelah saya tiba di luar, petugas toilet --seorang nenek-nenek, tertawa tak ada habisnya. Ia tertawa lucu melihat seorang Erkek salah masuk toilet Kadin. Nenek ini terus tertawa sambil menunjuk ke arah saya. Tentu sayapun ikut tertawa, karena melihat nenek itu tampak lucu.

Saya segera berpindah ke toilet Erkek. Nah di area inilah baru bertemu dengan para Erkek, tidak ada kaum Kadin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun