Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

(Turkey Tours - 3) Banyak Tour Guide Turki Tak Mengenal Sejarah Turki

6 Januari 2025   20:41 Diperbarui: 6 Januari 2025   20:51 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shelda, tour guide Turki, dokumen pribadi

Shelda, tour guide yang menemani rombongan saya selama tujuh hari di Turki, hanya menarasikan soal Turkish Delight, karpet dan kerajinan Turki, jaket kulit, perhiasan asli Turki, serta berbagai tempat wisata eksotis di Turki. Dia fasih "memaksa" para anggota rombongan tur untuk berbelanja di berbagai gerai yang "diwajibkan" oleh kebijakan Pemerintah.

Shelda dan para pemandu wisata lain di Turki, banyak yang beragama Islam. Namun kita tidak tahu apakah mereka juga melaksanakan ibadah wajib seperti shalat lima waktu, puasa Ramadan, dan lain sebagainya. Setidaknya, Shelda tidak mengenakan kerudung atau jilbab selama menemani kami.

Ketika ditanya apakah Shelda mengerti film Ertugrul, dia tertawa dan menyatakan, "Orang Indonesia lebih banyak menonton film Turki daripada orang Turki". Dia benar-benar tidak memberikan keterangan apapun selama memasuki kawasan Aya Sofia atau Hagia Sophia, Istana Topkafi, Masjid Biru dan sekitarnya. Semua anggota rombongan dibiarkan masuk kawasan tanpa pendampingan dan tanpa narasi saat di bus.

Para Pencari Nafkah, Bukan Ahli Sejarah

Kita tidak menyalahkan Shelda dan tour guide Turki lainnya. Mereka bekerja mencari nafkah dengan berbekal kemampuan wisata dan bahasa Indonesia. Mereka bukan ahli sejarah.

Mungkin, mereka juga menjaga 'netralitas' --karena tidak mengetahui rombongan turis dari jenis 'ideologi' yang mana? Apakah kaum pecinta Al-Fatih, atau kaum pembela Attaturk? Shelda dan tour guide lainnya tak mau pusing soal seperti itu. Silakan mengambil pelajaran masing-masing selama di Turki, kira-kira begitu pikiran mereka.

Maka alangkah baiknya, para penikmat Ertugrul dan pecinta Al-Fatih hadir dengan mempersiapkan bekal ilmu sejarah penaklukan Konstantinopel. Syukur bisa hadir bersama ahli sejarah Islam seperti Salim A. Fillah, Hepi Andi Bastoni, Deden A. Herdiansyah, dan lain sebagainya. Mereka yang akan menarasikan sejarah dengan tepat dan bersemangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun