Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

H-21 Menuju Tanah Suci

9 Oktober 2024   04:52 Diperbarui: 9 Oktober 2024   08:08 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bangka.tribunnews.com/

Ibadah haji dan umrah bagi masyarakat Indonesia menjadi perjalanan ibadah yang memerlukan persiapan sangat khusus. Selain karena perjalanan sangat panjang, ditambah harus menyediakan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit.

Di Indonesia, masih banyak masyarakat yang bekerja sebagai tukang becak. Meskipun ojek online sudah menjamur, namun tetap ada wilayah yang menggunakan becak sebagai alat transportasi.

Kisah tukang becak bisa pergi umroh dan haji sudah sangat banyak kita dengar. Sri Mulyono, warga Sukoharjo, adalah salah satu contohnya. Ia berangkat umrah pada bulan Maret 2017 dari hasil kegigihannya bekerja menarik becak.

Meski sebagai tukang becak pendapatannya tak menentu, Sri Mulyono rajin menabung. Ia harus sabar menunggu selama belasan tahun sampai mencukupi biaya umrah.

Ia bekerja dari pagi sekitar pukul 05.30 WIB hingga larut malam setiap hari untuk menunggu penumpang. Pernah beberapa kali tidak ada satu pun penumpang yang menghampirinya.

Setelah belasan tahun, tabungannya mencapai Rp24juta sehingga cukup untuk mendaftar umrah. Kisah selengkapnya, simak di sini.

Kisah serupa dialami oleh Holili Addrae Sae (60 tahun) penarik becak asal Sampang, Madura. Holili mengaku bahwa pergi haji adalah impiannya bersama sang istri, Busideh. Sayang, sang istri dipanggil Allah terlebih dahulu.

Penghasilan sebagai tukang becak perhari berkisar Rp. 30 ribu hingga 50 ribu. Sang istri rajin menabung. Dari penghasilan Holili per hari, dibelikan beberapa gram emas untuk tabungan haji.

Hingga akhirnya Holili pergi haji di tahun 2022 tanpa didampingi sang istri. Kisah selengkapnya simak di sini.

Hal serupa dialami seorang tukang becak asal Banjarnegara, Sureto (55 tahun). Ia bahkan bisa dua kali pergi haji ke tanah suci.

Sureto pertama kali berangkat haji pada 2019 lalu. Tahun 2023, ia kembali bisa berangkat haji.

Pada haji yang pertama tahun 2019 lalu, ia harus menabung selama 28 tahun. Ia juga rela melakukan beberapa pekerjaan sampingan untuk bisa konsisten menabung.

Sedangkan saat berangkat haji kedua kalinya di tahun 2023, ia berposisi menggantikan kakak kandungnya yang meninggal dunia beberapa waktu sebelum keberangkatan haji. Kisah selengkapnya simak di sini.

Hari ini, Rabu 9 Oktober 2024, adalah H-21 dari program "70 Hari Menuju Tanah Suci". Dengan niat yang suci, semoga Allah mudahkan kita beribadah ke tanah suci. Agar menghapus dosa-dosa kita, dan memperbanyak kebaikan-kebaikan kita.

Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu. Namun Allah memampukan orang-orang yang terpanggil. Bismillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun