Ibadah haji dan umrah bagi masyarakat Indonesia menjadi perjalanan ibadah yang memerlukan persiapan sangat khusus. Selain karena perjalanan sangat panjang, ditambah harus menyediakan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit.
Di Indonesia, masih banyak masyarakat yang bekerja sebagai tukang becak. Meskipun ojek online sudah menjamur, namun tetap ada wilayah yang menggunakan becak sebagai alat transportasi.
Kisah tukang becak bisa pergi umroh dan haji sudah sangat banyak kita dengar. Sri Mulyono, warga Sukoharjo, adalah salah satu contohnya. Ia berangkat umrah pada bulan Maret 2017 dari hasil kegigihannya bekerja menarik becak.
Meski sebagai tukang becak pendapatannya tak menentu, Sri Mulyono rajin menabung. Ia harus sabar menunggu selama belasan tahun sampai mencukupi biaya umrah.
Ia bekerja dari pagi sekitar pukul 05.30 WIB hingga larut malam setiap hari untuk menunggu penumpang. Pernah beberapa kali tidak ada satu pun penumpang yang menghampirinya.
Setelah belasan tahun, tabungannya mencapai Rp24juta sehingga cukup untuk mendaftar umrah. Kisah selengkapnya, simak di sini.
Kisah serupa dialami oleh Holili Addrae Sae (60 tahun) penarik becak asal Sampang, Madura. Holili mengaku bahwa pergi haji adalah impiannya bersama sang istri, Busideh. Sayang, sang istri dipanggil Allah terlebih dahulu.
Penghasilan sebagai tukang becak perhari berkisar Rp. 30 ribu hingga 50 ribu. Sang istri rajin menabung. Dari penghasilan Holili per hari, dibelikan beberapa gram emas untuk tabungan haji.
Hingga akhirnya Holili pergi haji di tahun 2022 tanpa didampingi sang istri. Kisah selengkapnya simak di sini.
Hal serupa dialami seorang tukang becak asal Banjarnegara, Sureto (55 tahun). Ia bahkan bisa dua kali pergi haji ke tanah suci.