Biasanya berhubungan dengan keadaan-keadaan tertentu seperti penyakit kronis/kondisi medis tertentu yang sudah berat, misalnya stroke, gangguan kerusakan kognitif (dimensia), diabetes, penyakit arteri koronaria, kanker, HIV/AIDS, dan lain-lain.
Ketiga, Faktor Psikososial dan Lingkungan
Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh diri merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri, yaitu bahwa kehilangan objek berkaitan dengan agresi dan kemarahan, perasaan negatif terhadap diri sendiri dan berakhir depresi. Beck menyatakan bahwa adanya pola kognitif negatif yang berkembang, yaitu seseorang yang memandang rendah diri sendiri.
Keempat, Stressor Lingkungan
Emile Durkheim membagi suicide dalam tiga kategori yaitu: egoistic (orang yang tidak terintegrasi pada kelompok sosial), altruistic (melakukan suicide untuk kebaikan orang lain) dan anomic (suicide karena kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi dengan stressor).
Kasus Bunuh Diri Pada Remaja
Bunuh diri bisa terjadi pada semua kelompok usia. Hafen dan Frandsen (1985) menyatakan, penyebab bunuh diri pada remaja adalah 9 masalah berikut ini.
(1) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna,
(2) Sulit mempertahankan hubungan interpersonal,
(3) Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan,
(4) Perasaan tidak dimengerti orang lain,