Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

"Intentional Sharing" yang Mengesankan Bersama Pasangan

6 Agustus 2024   06:18 Diperbarui: 6 Agustus 2024   06:19 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Couples who know each other intimately [and] are well versed in each other's likes, dislikes, personality quirks, hopes, and dreams are couples who make it" --John M. Gottman.

Imam Bukhari meriwayatkan bab "Bergaul dengan Baik terhadap Keluarga," sebuah hadits marfu' dari 'Aisyah. Tentang sebelas perempuan (di masa lalu) yang duduk-duduk dan berjanji untuk tidak menyembunyikan sedikitpun tentang suami mereka. 'Aisyah menceritakan kisah ini kepada Nabi saw dengan leluasa, berdua saja.

Perempuan pertama berkata, "Suamiku adalah daging unta yang kurus. Ia berada di puncak gunung yang sulit, tidak mudah didaki, dan tidak gemuk sehingga mudah diangkat...." 'Aisyah menuturkan dengan detail, hingga selesai cerita perempuan kesebelas.

Aisyah bercerita, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Terhadapmu aku seperti Abu Zar'in terhadap Ummu Zar'in." Dalam riwayat Imam An-Nasa-i, Aisyah berkata "Wahai Rasulullah, bahkan engkau lebih baik kepadaku dari pada Abu Zar'in".

"Intentional Sharing" yang Mengesankan

Hadits dari 'Aisyah di atas menyatakan dengan sangat jelas sebuah "intentional sharing" yang mengesankan. 'Aisyah tidak sedang bertanya tentang "apa hukumnya..."; juga tidak sedang meminta pandangan Nabi saw atas kondisi sebelas perempuan tersebut. 'Aisyah hanya ingin sharing dan Nabi saw betah mendengarkannya.

Nabi saw memberikan teladan paripurna dalam segala sesuatu, termasuk dalam relasi suami istri pada kehidupan sehari-hari. Beliau memberi contoh untuk diteladani suami dan istri, tentang bagaimana membangun kelekatan yang nyaman. Sangat banyak kisah tentang kebersamaan beliau dengan 'Aisyah yang menunjukkan kepiawaian Nabi menikmati "intentional sharing".

Sebagaimana dinyatakan John Gottman, "Pasangan yang saling mengenal secara intim dan sangat memahami kesukaan, ketidaksukaan, keunikan kepribadian, harapan, dan impian satu sama lain adalah pasangan yang berhasil". Bagi kita, contoh nyata dari pasangan yang berhasil adalah Nabi saw dan istri beliau.

Nabi saw memberi contoh secara nyata, bahwa intimacy atau kelekatan suami istri benar-benar bisa terwujud. Bukan hanya teori atau narasi, namun detail dalam realisasi. Karena sebagaimana dinyatakan oleh Terry Gaspard dari The Gottman Institute, "Intimacy is not something freely given. It requires your attention, willingness, and intentional effort. Keintiman bukanlah sesuatu yang diberikan secara cuma-cuma. Itu membutuhkan perhatian, kemauan, dan usaha yang disengaja".

Selanjutnya Gaspard menyatakan, "To be truly intimate means to be present for all the shades of life: the light, the shadow, and the in-between. Through mindfulness, you enhance your capacity to show up, to get close, and to tune in to the transpersonal. It fuels the love in our human connections".

Menurut Gaspard, "Menjadi benar-benar intim berarti hadir untuk semua nuansa kehidupan: cahaya, bayangan, dan di antaranya. Melalui perhatian penuh, Anda meningkatkan kapasitas Anda untuk muncul, mendekat, dan mendengarkan transpersonal. Ini memicu cinta dalam hubungan manusiawi kita".

Bagaimana Cara Melakukan Intentional Sharing?

Coba Anda perhatikan, seberapa sering Anda melakukan intentional sharing dengan pasangan? Sebuah pengalaman praktis yang disadari dan disengaja, bukan sekedar aktivitas sambil lalu yang tak disadari dan tak disengaja.

Gillian F. Sanger dari The Gottman Institute mempertanyakan, "You might talk to your partner numerous times throughout the day, but how often are you mindfully sharing and listening with full presence? Make time routinely for intentional sharing".

"Anda mungkin berbicara dengan pasangan Anda berkali-kali sepanjang hari, tetapi seberapa sering Anda dengan penuh perhatian berbagi dan mendengarkan pasangan? Luangkan waktu secara rutin untuk berbagi dengan sengaja," ujar Sanger.

Ada beberapa saran praktis dari Sanger terkait intentional sharing suami istri. Pertama, temukan ruang dan suasana yang nyaman serta privat untuk duduk bersama pasangan. Kesampingkan semua gangguan, dan pilih siapa yang akan berbicara lebih dulu.

Tidak mungkin berbicara bersamaan, harus bergantian. Tidak penting apakah suami berbicara terlebih dahulu, atau istri yang duluan bicara. Sepakati saja, agar keduanya leluasa berbicara.

Kedua, setelah disepakati, izinkan pasangan berbagi dan bercerita secara terbuka dan leluasa, tentang apa pun yang ingin diceritakan. Ketika suami atau istri sedang berbicara, pendengar harus mendengarkan dengan penuh perhatian.

Hindari menyela dan mengomentari isi pembicaraan pasangan. Hindari pula kecenderungan untuk memperbaiki atau "membenarkan" pembicaraan pasangan. Biarkan pasangan leluasa menyampaikan ceritanya.

Ketiga, setelah suami atau istri selesai bicara, pasangan dapat menyampaikan pernyataan yang mendukung dan penuh kasih. Boleh juga menyampaikan pertanyaan ringan yang terkait isi pembicaraan.

Sanger mengingatkan, "the intention is not to fix or to problem solve. It is simply to let your partner know that you are fully open to learning about their experience. Tujuan kegiatan ini bukan untuk memperbaiki atau memecahkan masalah. Ini hanya untuk memberi tahu pasangan bahwa Anda sepenuhnya terbuka untuk belajar tentang pengalamannya".

Boleh Melakukan Sebelum Tidur

Nabi saw telah mencontohkan praktik intentional sharing yang mengesankan dengan pasangan. Termasuk ketika menjelang tidur malam, Nabi saw masih menyempatkan mengobrol dengan pasangan.

Sahabat Nabi, Ibnu Abbas ra menceritakan pengalamannya ketika ia menginap di rumah bibinya, Maimunah --salah satu istri Nabi saw. Seusai shalat Isya dari masjid, Nabi saw pulang ke rumah Maimunah, dan mengerjakan shalat sunnah 4 rakaat. Kemudian beliau berbincang-bincang dengan istrinya.

Ibnu Abbas menceritakan, "Suatu malam aku menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Nabi saw). Rasulullah saw berbincang-bincang dengan istrinya (Maimunah) beberapa saat kemudian beliau tidur" (HR. Bukhari dan Muslim).

Apakah hari ini sudah melakukan intentional sharing yang mengesankan dengan pasangan? Segera agendakan.

Bahan Bacaan

Gillian F. Sanger, How to Enhance Intimacy with Intentional Practices, https://www.gottman.com

Hadits.id, Hadits Shahih Al-Bukhari No. 4790, https://www.hadits.id/hadits/bukhari/4790

Terry Gaspard, 10 Ways to Rekindle the Passion in Your Marriage, https://www.gottman.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun