Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

"Intentional Sharing" yang Mengesankan Bersama Pasangan

6 Agustus 2024   06:18 Diperbarui: 6 Agustus 2024   06:19 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Gaspard, "Menjadi benar-benar intim berarti hadir untuk semua nuansa kehidupan: cahaya, bayangan, dan di antaranya. Melalui perhatian penuh, Anda meningkatkan kapasitas Anda untuk muncul, mendekat, dan mendengarkan transpersonal. Ini memicu cinta dalam hubungan manusiawi kita".

Bagaimana Cara Melakukan Intentional Sharing?

Coba Anda perhatikan, seberapa sering Anda melakukan intentional sharing dengan pasangan? Sebuah pengalaman praktis yang disadari dan disengaja, bukan sekedar aktivitas sambil lalu yang tak disadari dan tak disengaja.

Gillian F. Sanger dari The Gottman Institute mempertanyakan, "You might talk to your partner numerous times throughout the day, but how often are you mindfully sharing and listening with full presence? Make time routinely for intentional sharing".

"Anda mungkin berbicara dengan pasangan Anda berkali-kali sepanjang hari, tetapi seberapa sering Anda dengan penuh perhatian berbagi dan mendengarkan pasangan? Luangkan waktu secara rutin untuk berbagi dengan sengaja," ujar Sanger.

Ada beberapa saran praktis dari Sanger terkait intentional sharing suami istri. Pertama, temukan ruang dan suasana yang nyaman serta privat untuk duduk bersama pasangan. Kesampingkan semua gangguan, dan pilih siapa yang akan berbicara lebih dulu.

Tidak mungkin berbicara bersamaan, harus bergantian. Tidak penting apakah suami berbicara terlebih dahulu, atau istri yang duluan bicara. Sepakati saja, agar keduanya leluasa berbicara.

Kedua, setelah disepakati, izinkan pasangan berbagi dan bercerita secara terbuka dan leluasa, tentang apa pun yang ingin diceritakan. Ketika suami atau istri sedang berbicara, pendengar harus mendengarkan dengan penuh perhatian.

Hindari menyela dan mengomentari isi pembicaraan pasangan. Hindari pula kecenderungan untuk memperbaiki atau "membenarkan" pembicaraan pasangan. Biarkan pasangan leluasa menyampaikan ceritanya.

Ketiga, setelah suami atau istri selesai bicara, pasangan dapat menyampaikan pernyataan yang mendukung dan penuh kasih. Boleh juga menyampaikan pertanyaan ringan yang terkait isi pembicaraan.

Sanger mengingatkan, "the intention is not to fix or to problem solve. It is simply to let your partner know that you are fully open to learning about their experience. Tujuan kegiatan ini bukan untuk memperbaiki atau memecahkan masalah. Ini hanya untuk memberi tahu pasangan bahwa Anda sepenuhnya terbuka untuk belajar tentang pengalamannya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun