Setelah berdialog beberapa saat, sang ibu menceritakan bahwa kucing tersebut memang kucing liar. "Setiap hari kami yang memberi makan. Kucing ini selalu datang, dan meminta jatah makan dari kami. Jadi sudah saya anggap seperti kucing milik sendiri", sambungnya.
- Meminta Maaf dan Kerelaan Pemilik
Kami berkali-kali meminta maaf dan kerelaan kepada sang ibu. Kami juga menyatakan bertanggung jawab untuk penguburan kucing tersebut. Tampak raut kesedihan sang ibu atas kematian kucing yang tiap hari diberi makan tersebut.
"Anak saya menangis ketika saya beri tahu kucingnya mati," ujar si ibu. Pernyataan ini semakin membuat kami bersedih dan merasa bersalah. Alhamdulillah sang ibu memaafkan dan merelakan, karena memang kejadian yang tak disengaja.
- Menguburkan Kucing
Kewajiban selanjutnya adalah menguburkan kucing yang sudah meninggal tersebut. Untuk peristiwa ini, saya sudah memiliki banyak pengalaman.
Di rumah saya ada banyak kucing, dan tentu saja di antara kucing tersebut ada yang mati. Bisa karena sakit atau karena memang sudah berusia tua. Jadi saya sudah berpengalaman menguburkan kucing.
- Mengambil Pelajaran
Kewajiban orang beriman adalah selalu mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Salah satu hikmah dan pelajaran dari peristiwa menabrak kucing adalah kehati-hatian dalam setiap tindakan.
Bisa jadi, ada perbuatan yang tidak kita sengaja, bisa merugikan pihak lain. Bahkan bisa menyebabkan kematian pihak lain. Untuk itu, kehati-hatian adalah sebuah keniscayaan.
Larangan Menyiksa Kucing
Menabrak kucing hingga menyebabkan kematian, adalah kecelakaan yang tak disengaja. Maka tidak dihukumi berdosa. Namun apabila ada tindakan yang disengaja untuk menyiksa dan menyakiti kucing, ini yang berdosa dan diancam siksa neraka.
Nabi saw menyatakan, "Ada seorang wanita yang disiksa karena seekor kucing. Wanita itu mengurung seekor kucing hingga mati, akibatnya wanita itupun masuk ke neraka. Tatkala wanita itu mengurung kucing, ia tidak memberinya makan, tidak juga memberinya minum, tidak juga ia membiarkannya pergi mencari makanan sendiri dengan menangkap serangga" (Hadits muttafaq 'alaih).
Sebaliknya, apabila ada seseorang yang menyayangi hewan, akan mendapatkan pahala dari Allah. Bahkan dinyatakan dalam hadits, "Allah berterima kasih dan mengampuninya".