Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kebosanan dalam Pernikahan? Pahami Kebutuhan Afeksi Pasangan Anda!

26 Juli 2024   14:23 Diperbarui: 26 Juli 2024   14:25 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/

 

Pada umumnya kebosanan dan kelelahan dalam pernikahan mulai dirasakan setelah berakhirnya masa bulan madu. Simak postingan sebelumnya di sini. Lalu bagaimana cara mengatasi gejala kebosanan dalam pernikahan?

Jika Anda mulai merasakan kebosanan dan kelelahan dalam pernikahan, harus diwaspadai dan dilakukan tindakan pencegahan. Berikut 10 cara mengatasinya, menurut Dr. Hafiz Muneeb, seorang ahli kesehatan dan sekaligus bloger produktif di platform Medium.

Pertama, Jangan Bandingkan Hubungan Anda. Simak kembali di sini.

Kedua, Temukan Sesuatu yang Baru Bersama Pasangan. Simak kembali di sini.

Ketiga, Pergi Berkencan Berdua Saja. Simak kembali di sini.

Keempat, Ubah Cara Berpikir Anda. Simak kembali di sini. 

Kelima, Matikan Internet Saat Family Time. Simak kembali di sini. 

Keenam, Jangan Remehkan Kejutan. Simak kembali di sini.

Ketujuh, Tingkatkan Kapasitas Diri Anda. Simak kembali di sini.

Kedelapan, Pahami Kebutuhan Afeksi Pasangan

Studi yang dilakukan oleh John Defrain dan tim selama lebih dari 30 tahun di lebih dari 40 negara memberi simpulan yang menarik tentang ketahanan keluarga. Menurut penelitian Defrain, salah satu ciri keluarga yang kuat adalah memiliki kemampuan apresiasi dan afeksi.

Yang dimaksud apresiasi adalah penilaian atau penghargaan. Dalam keluarga yang kuat, selalu terdapat perilaku apresiasi positif satu sama lain. Suami dan istri saling memberikan penghargaan atas berbagai sifat, sikap, tindakan atau ucapan pasangan.  Bahkan untuk sesuatu yang tampak kecil dan sederhana.

Mereka pandai menghargai dan memuliakan pasangan, tidak suka merendahkan dan menghina pasangan. Kemampuan memberikan apresiasi adalah soal softskill, yang bisa ditumbuhkan sejak masa kecil. Seperti mengucapkan kata tolong, terimakasih dan maaf.

Apakah apresiasi ini bersifat otomatis, bahwa setiap orang yang menikah akan langsung bisa memberikan apresiasi terhadap pasangan? Tentu saja tidak. Agar bisa saling memberikan apresiasi, suami dan istri harus melatih diri untuk fokus melihat sisi kebaikan pasangan. Tidak fokus pada kekurangan dan kelemahannya.

Sedangkan afeksi adalah ekspresi rasa kasih sayang, atau perasaan dan emosi yang lembut. Suami dan istri dalam keluarga kuat, selalu memberikan ekspresi kasih sayang sesuai dengan keinginan dan harapan pasangan.

Mereka saling mengerti keinginan dan kebutuhan pasangan. Mereka mengerti apa yang diharapkan pasangan dari dirinya, mengerti kebutuhan kasih sayang pasangan, mengerti kebutuhan emosi pasangan. Dengan demikian suami dan istri mengekspresikan cinta dan kasih sayang sesuai dengan harapan pasangan.

Inilah yang sering disebut sebagai bahasa cinta. Maka jika ingin terhindar dari kelelahan dan kebosanan pernikahan, hendaknya suami dan istri mengerti bahasa cinta diri dan pasangannya. Ekspresikan cinta dan kasih sayang Anda sesuai dengan preferensi bahasa cinta pasangan Anda.

Hafiz Muneeb (2022) menyatakan, "Knowing each other's love languages will help you understand how to best respond to your partner's needs. Mengetahui bahasa cinta satu sama lain akan membantu Anda memahami cara terbaik menanggapi kebutuhan pasangan".

Teladan utama dari ekspresi cinta dan kasih sayang kepada pasangan adalah perilaku Nabi saw. Beliau mencontohkan apresiasi dan afeksi dalam kehidupan bersama keluarga. Betapa banyak rasa bahagia diungkapkan oleh A'isyah dan istri lainnya, atas tindakan dan perilaku Nabi saw kepada mereka.

A'isyah ra pernah menceritakan, "Aku minum air pada sebuah gelas dalam kondisi haid, kemudian aku menyerahkannya kepada Nabi saw. Kemudian Nabi saw menaruh bibirnya persis di bekas tempat aku minum. Saat aku makan sepotong daging, kemudian aku serahkan sisanya kepada Nabi saw, beliau juga menaruh bibirnya di bekas gigitanku" (HR. Ibnu Hibban).

Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Abdullah Waliyuddin at-Tabrizi (wafat 741 H) dalam kitab "Misykatul Mashabih ma'a Mir'atil Mafatih" menjelaskan, bahwa hadits di atas menjadi dalil diperbolehkannya bercumbu rayu dengan istri yang sedang haid, duduk dengannya, makan bersama, dan mengambil sisa-sisa makanan dan minuman darinya.

Kemesraan Nabi saw ditunjukkan pula dengan senang mencium istri. A'isyah berkata, "Rasulullah saw jika selesai shalat Ashar maka beliau masuk menemui istri-istrinya lalu mencium dan mencumbui salah seorang di antara mereka" (HR. Bukhari dan Muslim).

Ummu Salamah juga menceritakan bahwa Rasulullah saw menciumnya sedangkan ia sedang berpuasa (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menandakan perhatian Nabi saw terhadap para istri dengan tindakan afeksi yang disukai para istri.

Nabi saw adalah sosok suami yang sangat memuliakan istri. Beliau saw rela menjadikan lutut sebagai pijakan bagi Shafiyah, istri beliau, untuk naik ke onta tunggangan. Ini juga contoh sebuah apresiasi dan afeksi yang sangat membahagiakan istri.

Anas bin Malik berkata, "Aku melihat Nabi saw mempersiapkan kelambu di atas onta untuk Shafiyah, lalu beliau Saw duduk di dekat onta lalu meletakan lutut beliau. Shafiyah menginjakkan kakinya di atas lutut beliau untuk naik di atas onta" (HR. Bukhari).

Kendaraan kita di zaman sekarang adalah sepeda motor atau mobil. Sikap romantis bisa ditunjukkan dengan membukakan pintu mobil untuk istri, atau membantu istri untuk membonceng motor / sepeda suami.

Jika suami mengerti kebutuhan afeksi istri dan istri mengerti kebutuhan afeksi suami, akan hadir suasana cinta dan kasih sayang yang tak membosankan dan tak melelahkan. Maka bicarakan dari hati ke hati, apa harapan Anda kepada pasangan dan apa harapan pasangan kepada Anda.

Ekspresikan cinta dan kasih sayang Anda sesuai dengan harapan pasangan. Niscaya pernikahan Anda akan harmonis dan bahagia.

Bahan Bacaan

Cahyadi Takariawan, Wonderful Love, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2018

Hafiz Muneeb, Boredom in Marriage? 10 Ways to Deal With, https://drmuneeb.medium.com, 31 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun