Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kebosanan dalam Pernikahan? Pahami Kebutuhan Afeksi Pasangan Anda!

26 Juli 2024   14:23 Diperbarui: 26 Juli 2024   14:25 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/

Kedelapan, Pahami Kebutuhan Afeksi Pasangan

Studi yang dilakukan oleh John Defrain dan tim selama lebih dari 30 tahun di lebih dari 40 negara memberi simpulan yang menarik tentang ketahanan keluarga. Menurut penelitian Defrain, salah satu ciri keluarga yang kuat adalah memiliki kemampuan apresiasi dan afeksi.

Yang dimaksud apresiasi adalah penilaian atau penghargaan. Dalam keluarga yang kuat, selalu terdapat perilaku apresiasi positif satu sama lain. Suami dan istri saling memberikan penghargaan atas berbagai sifat, sikap, tindakan atau ucapan pasangan.  Bahkan untuk sesuatu yang tampak kecil dan sederhana.

Mereka pandai menghargai dan memuliakan pasangan, tidak suka merendahkan dan menghina pasangan. Kemampuan memberikan apresiasi adalah soal softskill, yang bisa ditumbuhkan sejak masa kecil. Seperti mengucapkan kata tolong, terimakasih dan maaf.

Apakah apresiasi ini bersifat otomatis, bahwa setiap orang yang menikah akan langsung bisa memberikan apresiasi terhadap pasangan? Tentu saja tidak. Agar bisa saling memberikan apresiasi, suami dan istri harus melatih diri untuk fokus melihat sisi kebaikan pasangan. Tidak fokus pada kekurangan dan kelemahannya.

Sedangkan afeksi adalah ekspresi rasa kasih sayang, atau perasaan dan emosi yang lembut. Suami dan istri dalam keluarga kuat, selalu memberikan ekspresi kasih sayang sesuai dengan keinginan dan harapan pasangan.

Mereka saling mengerti keinginan dan kebutuhan pasangan. Mereka mengerti apa yang diharapkan pasangan dari dirinya, mengerti kebutuhan kasih sayang pasangan, mengerti kebutuhan emosi pasangan. Dengan demikian suami dan istri mengekspresikan cinta dan kasih sayang sesuai dengan harapan pasangan.

Inilah yang sering disebut sebagai bahasa cinta. Maka jika ingin terhindar dari kelelahan dan kebosanan pernikahan, hendaknya suami dan istri mengerti bahasa cinta diri dan pasangannya. Ekspresikan cinta dan kasih sayang Anda sesuai dengan preferensi bahasa cinta pasangan Anda.

Hafiz Muneeb (2022) menyatakan, "Knowing each other's love languages will help you understand how to best respond to your partner's needs. Mengetahui bahasa cinta satu sama lain akan membantu Anda memahami cara terbaik menanggapi kebutuhan pasangan".

Teladan utama dari ekspresi cinta dan kasih sayang kepada pasangan adalah perilaku Nabi saw. Beliau mencontohkan apresiasi dan afeksi dalam kehidupan bersama keluarga. Betapa banyak rasa bahagia diungkapkan oleh A'isyah dan istri lainnya, atas tindakan dan perilaku Nabi saw kepada mereka.

A'isyah ra pernah menceritakan, "Aku minum air pada sebuah gelas dalam kondisi haid, kemudian aku menyerahkannya kepada Nabi saw. Kemudian Nabi saw menaruh bibirnya persis di bekas tempat aku minum. Saat aku makan sepotong daging, kemudian aku serahkan sisanya kepada Nabi saw, beliau juga menaruh bibirnya di bekas gigitanku" (HR. Ibnu Hibban).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun