Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sekuat Apa Tekadmu Untuk Mencapai Tujuan Kehidupanmu?

17 Januari 2024   10:53 Diperbarui: 17 Januari 2024   10:57 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"People with the non-limited view on willpower did not show any signs of ego depletion: they showed no decline in their mental focus after performing a mentally taxing activity" (David Robson, 2023)

Kehidupan sehari-hari yang kita lalui, akan selalu dipenuhi dengan ujian dan godaan. Itulah tabiat kehidupan dunia, sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta'ala,

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami" (QS. Al-Anbiya':35).

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman,

"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun" (QS. Al-Mulk:2).

Bentuk Ujian Kehidupan

Ujian itu tidak selalu menyangkut hal-hal yang besar dan berat. Ada kalanya kita menghadapi ujian yang sederhana saja. Ujian kehidupan yang sederhana sekalipun, bisa dirasakan sebagai berat dan sulit bagi sebagian orang.

Sebagai contoh, dalam sebuah ujian, seorang siswa berkesempatan menyontek. Ia mengerti kapan saat yang tepat untuk menyontek. Menghadapi godaan kesempatan seperti ini, banyak siswa gagal bersikap tegas untuk tidak menyontek.

Jika Anda sedang diet, ada kalanya Anda merasa sangat berat dan sangat sulit untuk menolak ajakan wisata kuliner yang sangat menggoda selera. Kuliner yang ditawarkan adalah kesukaan Anda selama ini, namun harus dihindari karena program diet. Tak jarang program diet gagal dan ambyar karena tak mampu melawan godaan.

Anda tak akan pernah sampai tujuan, jika mudah tergoda. Jika tak memiliki kekuatan tekad untuk mencapai tujuan.

Oleh karena itu, kita memerlukan kekuatan tekad atau sering disebut sebagai willpower. Ini adalah kemampuan untuk menghindari godaan jangka pendek, serta kemampuan untuk mengesampingkan pikiran, perasaaan, atau dorongan yang tidak diinginkan.

Sebagian orang mempunyai kekuatan tekad yang lebih besar dari orang lain. Misalnya mereka lebih mudah mengendalikan keinginan, tidak mudah tergoda oleh berbagai rayuan, dan selalu berpegang teguh pada tujuan.

Adakah Ego yang Lelah?

David Robson (2023) menyatakan, studi terdahulu menemukan bahwa willpower bekerja seperti baterai. Anda memulai hari dengan daya 100%, namun setiap kali Anda mengendalikan pikiran, perasaan, atau perilaku, maka Anda harus menggunakan energi dari baterai itu.

Tanpa kesempatan untuk beristirahat dan recharge, sumber daya itu akan semakin menipis. Dengan demikian akan semakin sulit untuk mempertahankan kesabaran dan konsentrasi, serta melawan godaan.

Sebuah studi mendukung hal ini. Ketika peserta diminta melawan godaan agar tidak memakan kue yang ditinggalkan di atas meja, setelah itu mereka menjadi kurang sabar ketika mengerjakan soal matematika, karena cadangan willpower mereka sudah habis (David Robson, 2023).

Penelitian menunjukkan bahwa bahkan bila Anda menggunakan willpower untuk melawan godaan, Anda akan punya lebih sedikit willpower untuk tugas lainnya. Orang-orang dengan kemampuan pengendalian diri yang kuat dapat memiliki cadangan tekad yang banyak awalnya, tapi mereka bisa kelelahan bila berada di bawah tekanan. Ini yang disebut sebagai "kelelahan ego".

Pandangan Terbatas dan Tak Terbatas

Namun pada tahun 2010, psikolog Veronika Job menerbitkan studi yang berbeda. Menurutnya, kelelahan ego bergantung pada keyakinan dasar seseorang. Apakah seseorang memiliki  "limited view of willpower" (pandangan terbatas), ataukah memiliki  "non-limited view of willpower" (pandangan tak terbatas).

Veronika Job, profesor psikologi motivasi di Universitas Wina, menemukan bahwa ketika seseorang yang memiliki pandangan terbatas selesai melakukan satu tugas yang membutuhkan konsentrasi yang intens --misalnya memberikan koreksi-koreksi kecil pada sebuah tulisan yang membosankan-- mereka merasa jauh lebih sulit untuk berkonsentrasi pada aktivitas berikutnya, jika belum beristirahat.

Namun, orang-orang dengan pandangan tidak terbatas, tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan ego tersebut. Mereka tidak menunjukkan penurunan fokus setelah melakukan aktivitas yang berat secara mental.

Pola pikir para peserta tentang willpower, seakan menjadi ramalan yang mewujudkan dirinya sendiri. Bila mereka percaya kekuatan tekad gampang habis (terbatas), maka kemampuan mereka untuk menahan godaan dan gangguan akan cepat melemah. Tetapi bila mereka percaya bahwa "stamina mental dapat mengisi dirinya sendiri" (tak terbatas), maka kondisi seperti itulah yang akan terjadi.

Veronika Job menemukan bahwa ketika seseorang memiliki pandangan tidak terbatas juga mampu mempertahankan kendali diri mereka dengan lebih baik di area-area lain dalam hidup. Sebaliknya, mereka yang percaya bahwa kekuatan tekad bisa dengan mudah terkuras karena pekerjaan, lebih cenderung memanjakan diri mereka dengan berbagai kesenangan

Studi serupa dilakukan oleh Navin Kaushal, profesor sains kesehatan di Universitas Indiana, AS. Ia menemukan bahwa pola pikir dapat memengaruhi kebiasaan berolah raga. Orang-orang dengan keyakinan tidak-terbatas tentang willpower lebih mudah memunculkan motivasi untuk berolahraga dan bekerja.

Studi oleh Zo Francis, profesor psikologi di Universitas Fraser Valley, menemukan hasil yang serupa. Mengamati lebih dari 300 peserta dalam kurun tiga minggu, ia menemukan bahwa orang-orang dengan pola pikir tidak-terbatas lebih sering berolahraga, daripada mereka dengan pola pikir terbatas.

Nah, sangat jelas hubungan antara pola pikir dengan realitas kehidupan. Anda memilih mana? Pandangan yang terbatas, atau tak terbatas? Konsekuensi kembali kepada setiap pilihan.

Bahan Bacaan

David Robson, The Mindset that Brings Unlimited Willpower, https://www.bbc.com, 3 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun