Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Menikah di Tahun Baru, Sekuat Apa Motivasimu?

27 Desember 2023   08:06 Diperbarui: 28 Desember 2023   00:40 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pernikahan.(porstooleh/ Freepik via kompas.com)

Ada pula perempuan yang menikah dengan laki-laki karena ada tujuan politik yang ingin didapatkan dari pernikahan tersebut. Pernikahan seperti ini bisa disebut sebagai pernikahan politik. Mungkin untuk kepentingan pemenangan pilihan kepala desa, pemilihan kepala daerah, pemilu legislatif dan lain sebagainya.

Pernikahan yang dilandasi motivasi kepentingan politik, akan cepat kandas tatkala kepentingan dan tujuan politik tersebut tidak berhasil didapatkan. Ternyata setelah menikah, dirinya tidak bisa mencapai tujuan politik seperti yang diharapkan.

Jika terjadi situasi ini, akan membuat kekecewaan yang berlebihan, sehingga keluarga tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Tujuan politik belum tentu tercapai, keharmonisan keluarga pun terabaikan.

Meluruskan Motivasi Menikah

Itu semua adalah contoh motivasi menikah yang lemah dan membuat keluarga mudah goyah. Oleh karena itu, sangat penting untuk meluruskan dan menguatkan motivasi.

Hendaknya niat menikah benar-benar lillahi Ta'ala, untuk menunaikan ibadah, untuk menjalankan sunnah, untuk merealisasikan syari'ah. Inilah motivasi yang lurus dan kokoh. Bercorak dan berdimensi ukhrawi. Bukan semata-mata untuk tujuan dan keinginan yang duniawi.

Jika menikah semata-mata bermotifkan kepentingan dan keinginan dunia, maka yang didapatkan hanyalah segala sesuatu yang sementara. Bahkan terkadang bercorak maya, bukan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun