Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesepian di Tengah Keramaian

30 November 2023   22:23 Diperbarui: 30 November 2023   22:49 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"I used to think the worst thing in life was to end up all alone. It's not. The worst thing in life is to end up with people who make you feel all alone" --Robin Williams.

Begitu banyak orang merasa kesepian akhir-akhir ini. Sedemikian membahayakan, sampai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada bulan November 2023 telah menyatakan kesepian sebagai ancaman kesehatan global yang mendesak.

Uniknya, kesepian adalah kondisi yang rumit. Anatomi kesepian tidak selalu mengacu kepada sendirian tak berteman. Bukan soal berapa banyak orang yang Anda temui, Anda ajak bicara atau followers medsos yang Anda miliki.

Seseorang mungkin memiliki sangat banyak orang mengelilinginya. Memiliki keluarga, memiliki saudara, memiliki teman, memiliki tetangga. Namun orang-orang itu tak terhubung.

Komedian Robin Williams mengungkapkan kondisi tersebut dalam film World's Greatest Dad. "Saya dulu berpikir hal terburuk dalam hidup adalah ketika berakhir sendirian. Ternyata bukan itu. Hal terburuk dalam hidup adalah ketika berakhir bersama orang-orang yang membuatmu merasa sendirian".

Robin Williams pernah membayangkan, hal yang sangat mengerikan adalah apabila di akhir hidup berada dalam kondisi sendirian tiada teman. Ternyata bayangan itu salah. Ia menemukan bahwa yang paling mengerikan adalah ketika bersama orang-orang yang membuat hidup terasa sendirian.

Mengapa bisa merasa kesepian di tengah keramaian? Jawabannya adalah karena tidak terhubung. Suami, istri dan anak-anak bersama-sama berada di ruang keluarga, namun asyik dengan gadget masing-masing. Tidak mengobrol, tidak bercanda, tidak bercerita.

Secara fisik mereka tampak bersama, namun secara perasaan dan pikiran, tak saling terhubung satu dengan yang lain. Internet tak membuat mereka merasa terhubung. Media sosial tak membuat manusia merasakan kehangatan.

Obrolan, pelukan, perhatian, pengertian, penerimaan, ketulusan, inilah yang menghasilkan keterhubungan. Sayang, ini semakin jarang dirasakan. Sisi-sisi kemanusiaan yang tergerus oleh kemajuan teknologi.

Lebih mengenaskan lagi, jika kesepian terjadi pada lelaki. Olivia Remes (2018) menyatakan, "Loneliness more often results in death for men than for women. Lonely men are also less resilient and tend to be more depressed than lonely women".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun