Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prof. Siti Zuhro, "Taat Suami, Pintu Surga Bagi Istri"

31 Agustus 2023   08:28 Diperbarui: 31 Agustus 2023   08:28 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemaren, Rabu 30 Agustus 2023, saya berkesempatan mengikuti sesi FGD Kepemimpinan Perempuan di kantor DPP PKS Pasarminggu, Jakarta. Salah satu narasumber keren dalam FGD tersebut adalah Prof. Dr. Siti Zuhro, MA --peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Saya adalah perempuan yang taat kepada suami", ujar Prof. Zuhro. "Banyak orang tidak percaya atas pernyataan saya ini", lanjut beliau.

"Sebagai muslim saya meyakini, bahwa pintu surga bagi istri adalah taat kepada suami", sambungnya. "Bapak-bapak mesti senang dengan pernyataan saya ini", ungkapnya.

Beliau menyatakan, dalam kehidupan keseharian, selalu berusaha membangun ketaatan kepada suami. "Setiap kali saya mau bepergian untuk tugas atau untuk memenuhi undangan menjadi narasumber, saya selalu meminta izin suami. Saya tidak akan berangkat jika tidak diizinkan suami", ungkapnya.

"Suatu ketika ada undangan dari Pesantren Gontor. Setelah saya lihat, agenda sangat padat. Saya bilang kepada suami, 'Ini ada undangan dari Gontor, tapi agendaku sangat padat. Baiknya aku berangkat apa tidak?" Prof Zuro selalu meminta izin dan kerelaan suami atas setiap keberangkatannya.

"Berangkatlah Ma... Ini untuk Pondok Pesantren Gontor..." jawab sang suami yang alumni Gontor. "Saya bahagia diizinkan suami. Maka sayapun berangkat, meski jadwal saya sangat padat", kenangnya.

Membangun Sikap

Sikap ketaatan kepada suami ini bukanlah muncul dengan tiba-tiba atau mendadak. Prof. Zuhro menceritakan suka duka menjadi istri dari lelaki yang bertipe santri. Suaminya adalah alumni Pondok Pesantren Gontor.

"Dulu, di awal pernikahan, sangat banyak pernyataan suami, 'Ini dosa loh Mah'... Saya tidak nyaman dengan seringnya diingatkan tentang dosa", kenang Prof. Zuhro.

"Saya sering berargumen setiap kali mendengar pernyataan dosa tersebut. Saya minta penjelasan kepada suami", ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, Zuhro menyadari betapa besar kecintaan suami kepada dirinya. Ia melihat sikap penghargaan dan penjagaan yang tulus dari suami. "Setelah beberapa tahun, ia tidak lagi menyatakan dengan istilah dosa...", ujarnya.

"Saya dulu tidak memakai jilbab. Saya memutuskan mengenakan jilbab bukan karena paksaan dari suami. Ia tidak pernah menyuruh atau memaksa saya berjilbab. Ini kesadaran saya sendiri", sambungnya.

"Suami banyak memberikan pengajaran sikap-sikap beragama kepada saya. Bertahun-tahun saya dilatih untuk menjadi seorang muslimah yang baik. Saya dilatih untuk hidup sederhana dan apa adanya", ujar Prof Zuhro.

"Suatu ketika saya sampaikan kepada suami, bahwa saya ingin mengendarai mobil yang empuk. Mobil kita ini gak empuk, sehingga bikin sakit pinggang", kisahnya. "Saya tidak menyebut merk mobil. Saya hanya bilang, pengen naik mobil empuk untuk kerja".

Apa jawaban suaminya? "Istighfar Mah... Tidak pantas itu Mah... Cobalah bersyukur dengan mobil yang ada..." itu jawaban suaminya. Ia pun rela dan menerima keputusan sang suami untuk tidak berganti mobil.

Sebagai seorang profesor dan peneliti, kesibukannya tentu luar biasa. Namun itu tidak menghalangi Prof. Siti Zuhro untuk menjadi istri dan ibu yang baik. Tentu patut menjadi contoh bagi kita semua. Luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun