Seperti Apa Anak Manja?
Apa saja ciri-ciri anak yang telah terlanjur bersikap manja akibat pengasuhan orangtuanya? Perhatikan beberapa gejala berikut ini.
- Tidak bisa menerima pernyataan "tidak"
Anak-anak manja tidak tahan jika mendapatkan respon "tidak". Jika anak mengamuk atau mengambek saat permintaannya tidak dapat Anda penuhi, ini menandakan anak Anda telah menjadi anak manja. Mereka hanya mengetahui dua hal, bahwa setiap permintaannya harus dipenuhi; dan waktunya adalah sekarang --bukan nanti atau lain kali.
- Merasa tidak puas dengan apa yang telah mereka miliki
Anak manja tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah mereka miliki dari pemberian orangtua. Meski sudah memiliki banyak mainan, anak manja akan terus menerus meminta mainan yang lain lagi. Meski sudah sering diajak jalan-jalan ke mal, namun mereka masih selalu merasa kurang rekreasi.
- Keinginan untuk mendapatkan perlakuan khusus
Anak manja lebih memikirkan dirinya sendiri daripada orang lain. Mereka mengharapkan orangtua atau orang-orang di sekelilingnya menawari mereka bantuan atau perlakuan khusus. Anak manja cenderung menyalahkan orang lain atas ketidaknyamanan mereka sambil mengharapkan pujian atas semua yang telah mereka lakukan.
Dampak Memanjakan Anak
"Spoiled children sometimes fail to learn responsible behavior. These children may end up developing social problems like overspending, gambling, overeating, and drug abuse in their adulthood" --Dan Brennan, 2021.
Apa dampak jangka panjang dari memanjakan anak-anak? Orangtua harus sepenuhnya sadar, bahwa perilaku memanjakan anak Anda dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang membahayakan.
Anak-anak manja telah gagal belajar memecahkan persoalan yang mereka hadapi saat tumbuh dewasa. Dampaknya mereka tidak memiliki keterampilan hidup yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan.
Anak-anak manja menjadi sangat tergantung dengan orangtua dan orang lain di sekitarnya. Rasa ketergantungan ini muncul secara berbeda di masa dewasa mereka. Saat anak manja telah beranjak dewasa, merasa tidak bahagia ketika harus sendirian dan tidak mendapatkan pelayanan atau perhatian khusus.
Kebahagiaan mereka datang dari orang lain, bukan dari diri mereka sendiri. Sikap seperti ini jelas mempersulit mereka untuk membangun hubungan yang sehat dengan pasangan dan teman kerja serta lingkungan.