Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Belajar Hidup Damai dan Bahagia dari Salamah bin Dinar

24 Maret 2023   06:12 Diperbarui: 24 Maret 2023   06:22 3981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.egypttoday.com/

"Kebutuhanku telah kuajukan kepada Dzat yang tidak ada yang mampu menghalangi karunia yang Dia berikan kepada orang yang Dia kehendaki. Apa yang telah Dia beri, aku syukuri. Apa yang tidak Dia beri, aku bersabar diri", jawab SBD.

"Aku memandang sesuatu dengan dua keadaan. Sesuatu yang ditetapkan untukku, dan sesuatu yang ditetapkan untuk orang selainku. Tentang apa yang ditetapkan untukku, seandainya semua makhluk berusaha keras untuk menghalanginya dariku, mereka tak akan mampu menghalanginya".

"Sedangkan sesuatu yang ditetapkan untuk selainku, maka tidak mungkin aku mendahului orang yang telah ditetapkan untuk mendapatkannya. Baik yang lalu maupun yang akan datang. Sebagaimana orang lain terhalangi untuk mendapatkan jatah yang telah ditetapkan untukku. Demikian pula, aku terhalangi untuk mendapakan jatah rezeki yang telah ditetapkan untuk orang lain", tambah SBD.

Jawaban-jawaban telak SBD telah memberikan pelajaran penting --bukan hanya kepada Khalifah Sulaiman, namun kepada kita semua. Bahwa hidup kita akan damai dan baik-baik saja, apabila mampu mensyukuri semua karunia yang sudah Allah berikan kepada kita. Di sisi lain, kita tidak terobsesi oleh harta, kedudukan, kekayaan, kehebatan yang dimiliki orang lain.

Bayangkan, betapa gelisah hidup manusia jika selalu menghendaki milik orang lain. Saat naik sepeda motor, ingin memiliki mobil seperti yang dikenakan temannya. Ketika sudah memiliki mobil, ingin mobil lain yang lebih mewah, seperti yang ia lihat dari tetangganya.

Sudah memiliki rumah, masih iri dengan rumah orang lain yang lebih megah. Sudah memiliki kedudukan, selalu iri dengan kedudukan orang lain yang lebih tinggi dari dirinya. Sudah memiliki harta, selalu merasa kalah oleh harta orang lain yang lebih berkilau dan bercahaya.

Sudah memiliki istri, masih tertarik dengan istri orang lain yang lebih seksi tubuhnya. Sudah memiliki suami, masih tertarik dengan suami orang lain yang lebih macho, lebih kaya atau lebih tinggi kedudukannya.

*****

Kegelisahan hidup manusia terkadang dipicu oleh hal-hal yang berada di luar dirinya. Manusia terlalu fokus memikirkan hal-hal yang berada di luar kendalinya. Padahal mereka tidak akan mampu melakukannya.

Ketika manusia ingin mengendalikan hal-hal yang tidak berada dalam kendalinya, maka mereka menjadi gelisah. Dampaknya, mereka justru melalaikan hal-hal yang sesungguhnya bisa mereka kendalikan.

Pada suatu kesempatan, seseorang bertanya kepada SBD. Saat itu, harga-harga kebutuhan pokok semakin mahal. Banyak masyarakat kebingungan menghadapi kenaikan harga barang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun