"Kita bersepakat secara mufakat, bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Kamis, 23 Maret 2023 Masehi," ungkap Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam jumpa pers di Kemenag, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2023).
Perhitungan hisab dan ru'yatul hilal menghasilkan ketetapan yang sama. Alhamdulillah masyarakat Indonesia mengawalu puasa Ramadan 1444H secara bersamaan. Tak ada perbedaan antar elemen umat Islam.
Kalaupun awal Ramadhan tidak ada perbedaan, namun ada selisih waktu shalat yang cukup signifikan. Terutama pada penentuan waktu shalat Subuh.
Perbedaan ini sudah dimaklumatkan PP Muhammadiyah sejak tahun 2021. Majelis Tarjih PP Muhammadiyah menyampaikan gagasan ihwal parameter terbit fajar dan memutuskan bahwa dip atau ketinggian matahari berada di -18 derajat di bawah ufuk.
Angka ini menjadi koreksi dari yang patokan sebelumnya -20 derajat. Artinya, waktu subuh yang selama ini dipakai terlalu pagi sekitar 8 menit. Sejumlah negara diketahui juga menggunakan kriteria awal waktu Subuh pada ketinggian matahari -18 derajat seperti Malaysia, Turki, Inggris, Prancis, Australia, dan Nigeria.
Keputusan perubahan waktu shalat Subuh tertera dalam surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No 734/KEP/I.0/B/2021 Tanfidz Keputusan Musyawarah Nasional XXXI Tarjih Muhammadiyah tentang kriteria awal Subuh.
Poin pertama dari keputusan yang ditandatangani Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir 20 Maret 2021 itu, disebutkan ada perubahan ketinggian matahari awal. Poin pertama dibagi dua bagian yaitu,
a. Mengubah ketinggian matahari awal waktu Subuh minus 20 derajat yang selama ini berlaku dan sebagaimana tercantum dalam Himpunan Putusan Tarjih
b. Menetapkan ketinggian matahari awal waktu Subuh yang baru, yaitu minus 18 derajat di ufuk bagian timur.
PP Muhammadiyah memberikan penjelasan, bahwa keputusan ini merupakan tindak lanjut dari temuan Islamic Science Research Network (ISRN) UHAMKA, Pusat Astronomi Universitas Ahmad Dahlan (Pastron UAD), dan Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU).