Orang tua berkualitas lahir dari proses pendidikan dan pelatihan secara kontinyu dan tidak pernah berhenti belajar untuk mengembangkan berbagai potensi.
Rumah yang berkualitas, adalah rumah yang melahirkan anak-anak berkualitas. Anak-anak berkualitas lahir dari orang tua yang berkualitas.Hal ini menghajatkan perhatian dari orang tua untuk terus belajar dan belajar, untuk terus mencari ilmu, mengikuti pendidikan dan pelatihan. Harapannya, orang tua semakin mampu mengoptimalkan potensi kebaikan sebagai ayah dan ibu untuk melaksanakan peran pendidikan anak.
Sayangnya, anak-anak lahir sebagai sebuah ketentuan takdir. Tidak bisa memilih orang tua yang melahirkannya, tidak bisa memilih rumah tangga tempat kelahiran serta tumbuh kembangnya.
Tidak seperti memilih sekolah, di mana orang tua dan anak bisa bersama-sama memilih. Tatkala anak lahir, dia berada dalam sebuah "keharusan" untuk menerima orang tua yang melahirkan dan kemudian mendidiknya. Ia tidak bisa memilih dilahirkan oleh ayah dan ibu seperti apa.
Andai saja anak bisa memilih, mereka bisa bertanya kepada setiap pasangan suami isteri, apakah mereka rajin mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk peningkatan kualitas diri? Seberapa sering suami dan isteri itu mengikuti program up-grade untuk meningkatkan kapasitas sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak ?
Tidak, anak-anak kita tidak bisa bertanya sebelum lahir, dan tidak bisa melakukan studi banding untuk menentukan pilihan pasangan mana yang akan menjadi orang tuanya. Mereka terlahir di dunia, dan begitu bisa melihat, mereka menemukan seorang ibu dan seorang ayah yang mendampingi hari-harinya. Tanpa bisa memilih tipe orang tua ideal sesuai harapannya.
Karena anak-anak tidak bisa memilih orang tua yang melahirkan dan mendidiknya, maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang tua untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas diri. Jangan menjadi orang tua yang mager (malas bergerak), mabel (malas belajar), dan maber (malas berkembang).
Ayah harus meningkatkan kemampuannya agar bisa menjadi ayah yang baik dan tangguh dalam mendidik serta membersamai tumbuh kembang anak. Ibu harus selalu meningkat kapasitas dan potensinya agar bisa menjadi ibu yang baik dan tangguh dalam membina serta mengarahkan anak-anak.
Mari terus belajar, terus mendidik diri, terus meningkatkan kualitas dan kapasitas sebagai orang tua. Bersama komunitas Andalusia kita ikuti program Sekolah Orang Tua. Insyaallah kita bisa.
Berikut beberapa materi pembelajaran untuk bahan diskusi selama mengikuti Sekolah Orang Tua Andalusia. Selamat belajar, selamat berproses menjadi orang tua yang lebih baik dari waktu ke waktu. Semoga anak-anak bahagia dan berbangga memiliki orang tua yang selalu belajar meningkatkan kualitas dan potensi diri.
- Pertama: Prinsip-prinsip Pendidikan Anak
Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mendidik anak-anak dengan yang sebaik-baiknya. Keluarga adalah lembaga pertama dan utama dalam melakukan proses pendidikan anak. Orang tua adalah guru pertama dan utama dalam mendidik anak. Paling tidak ada sepuluh prinsip dalam mendidik anak.
Simak: 10 Prinsip Mendidik Anak
- Kedua: Pendidikan Anak, Dimulai Dari Mana?
Proses pendidikan anak sesungguhnya sudah dimulai sejak sebelum janin terbentuk. Ketika seorang lelaki dan perempuan memilih jodoh dan memproses pernikahan dengan cara yang benar dan baik, maka itu merupakan modal awal pendidikan terhadap anak.
Simak:Â Pendidikan Anak, Dimulai dari Mana?
Dasar-dasar pendidikan anak sudah dimulai semenjak prakonsepsi, yaitu dengan berdoa sebelum melaksanakan hubungan suami istri. Ketika melakukan hubungan suami istri, sepenuhnya memiliki kesadaran bahwa dari aktivitas tersebut berpotensi untuk terjadi kehamilan, atas izin Allah.
Simak: Mendidik Anak Harus Sudah Dimulai Sejak Prakonsepsi
Agama Islam telah memberikan perhatian yang sangat detail tentang anak, sejak proses konsepsi, kehamilan, kelahiran, sampai pendidikan ketika anak lahir dan masa tumbuh kembang hingga dewasa. Semua mendapatkan perhatian dan tuntunan yang teliti. Ini menunjukkan demikian penting menjaga, merawat, serta mendidik anak sejak awal.
Simak: Tuntunan Menyambut Kelahiran Anak Secara Islam
- Ketiga: Pengaruh Keharmonisan Suami Istri Terhadap Perkembangan Anak
Sebuah penelitian (2019) meminta ibu hamil untuk melaporkan kondisi mental mereka setiap bulan. Hasil penelitian dilaporkan dalam British Journal of Psychiatry, menemukan bahwa stres berkepanjangan dan dalam level tinggi selama kehamilan berpotensi memiliki efek panjang terhadap anak-anak.
Simak: Mengapa Ibu Hamil Harus Bahagia?
Penelitian lain yang diterbitkan JAMA Open Network mengungkapkan, stres yang dirasakan perempuan selama kehamilan dapat berpengaruh terhadap perkembangan otak janin yang dikandungnya. Kesimpulan ini didapat setelah peneliti melihat hasil dari dokumentasi pada pemindaian otak janin.
Simak: Mengapa Ibu Hamil Harus Bahagia? (Bagian ke-2)
Studi yang dilakukan Curt Sandman dan tim menemukan, ibu yang depresi dapat menyebabkan masalah neurologis dan gangguan kejiwaan pada anak-anak yang dilahirkan. Anak yang lahir dari ibu yang cemas dan depresi selama kehamilan, memiliki perbedaan dalam struktur otak bagian tertentu, dibandinglkan dengan anak yang lahir dari ibu tidak cemas dan tidak depresi.
Simak: Mengapa Ibu Hamil Harus Bahagia? (Bagian ke-3)Â Â
Keharmonisan keluarga menjadi faktor penting untuk keberhasilan anak. Penelitian Eni Sulastri (2009) menunjukkan, keharmonisan keluarga merupakan faktor penentu dalam keberhasilan siswa dalam belajar. Studi yang dilakukan oleh Nurul Arfani (2016) menunjukkan, semakin harmonis keluarga, semakin baik dan terjaga akhlak anak-anak.
Simak: Adakah Pengaruh Keharmonisan Keluarga terhadap Perkembangan Anak?
Terus Belajar, Tak Ada yang Terlambat
Tiga poin di atas adalah materi diskusi dalam Sekolah Orang Tua (SOT) yang diselenggarakan oleh komunitas Andalusia. SOT dilaksanakan secara online melalui media Zoom Meeting, setiap bulan sekali selama satu tahun pembelajaran.
Dimulai sejak bulan Juni 2022, dan pada bulan Agustus ini adalah pertemuan belajar ketiga. SOT akan berlangsung hingga Mei 2023. Materi pembelajaran yang akan dibahas dan didiskusikan pada bulan September 2022 hingga Mei 2023 adalah sebagai berikut:
- Acceptance Factor dalam Pendidikan Anak
- Makna dan Wujud Kehadiran Orangtua Bagi Perkembangan Anak
- Makanan Halal dan Thayib dan Pengaruhnya terhadap Kepribadian Anak
- Di Lingkungan Apa Anak Anda Berada?
- Mengolah Multi-Potensi Anak
- Di Mana Anak Anda Dididik?
- Keteladanan Apa yang Anda Berikan Kepada Anak?
- Menjadi Sahabat Bagi Anak
- Meraih Surga dari Anak
Ini adalah upaya untuk membangun dan menjaga ketahanan keluarga. Semua dimulai dari diri kita dan keluarga kita masing-masing. Bukan hanya anak yang belajar dan sekolah, namun orang tua juga selalu belajar dan berproses di Sekolah Orang Tua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H