Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Sekolah Orang Tua "Andalusia", Upaya Pengembangan Wawasan dan Keterampilan Parenting

11 Agustus 2022   06:07 Diperbarui: 11 Agustus 2022   06:16 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah yang berkualitas, adalah rumah yang melahirkan anak-anak berkualitas. Anak-anak berkualitas lahir dari orang tua yang berkualitas. Orang tua berkualitas lahir dari proses pendidikan dan pelatihan secara kontinyu dan tidak pernah berhenti belajar untuk mengembangkan berbagai potensi.

Hal ini menghajatkan perhatian dari orang tua untuk terus belajar dan belajar, untuk terus mencari ilmu, mengikuti pendidikan dan pelatihan. Harapannya, orang tua semakin mampu mengoptimalkan potensi kebaikan sebagai ayah dan ibu untuk melaksanakan peran pendidikan anak.

Sayangnya, anak-anak lahir sebagai sebuah ketentuan takdir. Tidak bisa memilih orang tua yang melahirkannya, tidak bisa memilih rumah tangga tempat kelahiran serta tumbuh kembangnya.

Tidak seperti memilih sekolah, di mana orang tua dan anak bisa bersama-sama memilih. Tatkala anak lahir, dia berada dalam sebuah "keharusan" untuk menerima orang tua yang melahirkan dan kemudian mendidiknya. Ia tidak bisa memilih dilahirkan oleh ayah dan ibu seperti apa.

Andai saja anak bisa memilih, mereka bisa bertanya kepada setiap pasangan suami isteri, apakah mereka rajin mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk peningkatan kualitas diri? Seberapa sering suami dan isteri itu mengikuti program up-grade untuk meningkatkan kapasitas sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak ?

Tidak, anak-anak kita tidak bisa bertanya sebelum lahir, dan tidak bisa melakukan studi banding untuk menentukan pilihan pasangan mana yang akan menjadi orang tuanya. Mereka terlahir di dunia, dan begitu bisa melihat, mereka menemukan seorang ibu dan seorang ayah yang mendampingi hari-harinya. Tanpa bisa memilih tipe orang tua ideal sesuai harapannya.

Karena anak-anak tidak bisa memilih orang tua yang melahirkan dan mendidiknya, maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang tua untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas diri. Jangan menjadi orang tua yang mager (malas bergerak), mabel (malas belajar), dan maber (malas berkembang).

Ayah harus meningkatkan kemampuannya agar bisa menjadi ayah yang baik dan tangguh dalam mendidik serta membersamai tumbuh kembang anak. Ibu harus selalu meningkat kapasitas dan potensinya agar bisa menjadi ibu yang baik dan tangguh dalam membina serta mengarahkan anak-anak.

Mari terus belajar, terus mendidik diri, terus meningkatkan kualitas dan kapasitas sebagai orang tua. Bersama komunitas Andalusia kita ikuti program Sekolah Orang Tua. Insyaallah kita bisa.

Berikut beberapa materi pembelajaran untuk bahan diskusi selama mengikuti Sekolah Orang Tua Andalusia. Selamat belajar, selamat berproses menjadi orang tua yang lebih baik dari waktu ke waktu. Semoga anak-anak bahagia dan berbangga memiliki orang tua yang selalu belajar meningkatkan kualitas dan potensi diri.

Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mendidik anak-anak dengan yang sebaik-baiknya. Keluarga adalah lembaga pertama dan utama dalam melakukan proses pendidikan anak. Orang tua adalah guru pertama dan utama dalam mendidik anak. Paling tidak ada sepuluh prinsip dalam mendidik anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun