Yang dimaksud dengan defensiveness adalah kebiasaan suami atau istri berfokus pada usaha pembelaan diri dan selalu menyalahkan pasangan. Dengan kata lain, ada kecenderungan untuk melarikan diri dari tanggung jawab.
Defensiveness akan membuat suami dan istri semakin menjauh satu dengan yang lain. Gottman memberikan alternatif solusi agar suami dan istri bersedia mengambil tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan, melakukan introspeksi, sekaligus melakukan perbaikan.
Perhatikan contoh komunikasi defensiveness berikut.
(1)
Istri: "Kamu sering pulang terlambat akhir-akhir ini..."
Suami (defensiveness): "Karena aku sebel dengan rumah kita yang selalu berantakan. Kamu tidak pernah mau merapikan".
Istri: Kamu sering pulang terlambat akhir-akhir ini...
Suami (alternatif): Maafkan aku, sepertinya aku terlalu asyik mengobrol dengan teman setelah jam kerja berakhir....
(2)
Suami: "Mengapa kamu pergi ke rumah ayahmu tanpa pamit padaku?"
Istri (defensiveness): "Karena bicaramu selalu ketus padaku, tidak ada gunanya minta izin darimu".
Suami: "Mengapa kamu pergi ke rumah ayahmu tanpa pamit padaku?"
Istri (alternatif): "Maafkan aku, kemarin aku terlalu sedih sehingga tidak mampu mengungkapkan apa-apa lagi padamu".