Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Belajar Melepaskan", Sebuah Kebijaksanaan dalam Kehidupan

7 Mei 2022   21:02 Diperbarui: 7 Mei 2022   21:03 2096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya" (QS. Ali Imran: 92).

Ini adalah latihan melepas tingkat tinggi. Memberi bantuan dengan pakaian bekas, memberi bantuan dengan pakaian yang sudah tidak kita pakai, itu latihan melepas yang paling rendah tingkatannya. Kebajikan (al-birr) dikaitkan dengan kemampuan melepas sebagian dari hal yang kita cintai. Bukan melepas hal-hal yang sudah tidak kita gunakan lagi.

Mengapa penting bagi kita untuk belajar melepaskan? Karena kemelekatan adalah salah satu sumber penderitaan. Nabi saw telah bersabda,

: :

"Jibril mendatangiku lalu berkata: "Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya."

Kemudian Jibril berkata, "Wahai Muhammad, kemuliaan seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam), dan keperkasaan seorang mukmin adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia" (HR. Ath-Thabrani, Abu Nu'aim, dan Al-Hakim. Dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani).

Pesan Jibril kepada Nabi Muhammad saw memberikan sangat banyak nilai kebajikan dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, kita boleh mencintai siapapun, namun harus ingat suatu saat kita akan melepaskan. Kita boleh merasa kuat dan hebat, namun kekuatan dan kehebatan yang hakiki adalah saat tidak tergantung kepada manusia. Hanya bergantung kepada Allah semata.

Bahan Bacaan

Muhammad Abduh Tuasikal, www.rumaysho.com 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun