"One-in-three drivers found their partners to be the most- stress-inducing occupant of the front seat" --Eddie Cunningham, 2015.
Pernahkah Anda mengamati kebiasaan Anda dalam mengemudi mobil? Bagi sebagian pengemudi, mereka senang mendengarkan musik. Untuk kalangan santri, mereka senang mengemudi sembari mendengarkan murattal. Sebagian pengemudi lainnya senang menikmati suasana hening, tanpa suara apalagi keributan. Mengapa demikian?
"We may be unaware of what's happening to our nervous system as drivers", ujar Daniel Dashnaw, seorang terapis pernikahan di Amerika. Ya benar, kita sering kali tidak menyadari apa yang tengah terjadi pada sistem saraf saat tengah mengemudi kendaraan.
"Driving requires a stressful state of heightened awareness, as we scan our surroundings for threats", lanjut Daniel Dashnaw. Mengemudi menimbulkan stres, untuk menghadirkan kesadaran dan kewaspadaan di sepanjang perjalanan. Kita memindai lingkungan untuk menemukan 'ancaman' yang bisa membahayakan diri maupun orang lain.
Mengemudi Adalah Pemicu Stres Pada Saraf
"When we're driving, we are also in a defensive mindset. The mere act of driving itself is a hidden stressor on the nervous system" --Daniel Dashnaw.
Saat mengemudi, kita berada dalam pola pikir defensif. Menurut Dashnaw, aktivitas mengemudi itu sendiri adalah pemicu stres tersembunyi pada sistem saraf. Karena aktivitas mengemudi mobil menimbulkan tekanan atau stres, maka respon tubuh kita memerlukan relaksasi.
Tanpa kita sadari, ada keinginan mendengarkan murattal, atau musik, dan tidak ingin mendengarkan keributan --misalnya tangisan anak dan teriakan penumpang. Pikiran pengemudi sedang berkonsentrasi, perlu diseimbangkan dengan tindakan relaksasi.
Hal ini sangat berbeda dengan umumnya penumpang. "But if you're the passenger, you have a completely different experience. Your nervous system may actually be more relaxed than usual", ujar Daniel Dashnaw. Umumnya penumpang berada dalam sistem saraf yang lebih rileks dari biasanya.
Jika kita bepergian dengan mobil, dengan status sebagai penumpang yang menikmati perjalanan, suasana diri kita akan enjoy. Suasana santai dan rileks, menikmati indahnya pemandangan, atau menikmati kenyamanan jalan tol baru yang belum pernah dilewati. Berbeda jika penumpang tidak suka dengan cara pengemudi membawakan kendaraan, akan memunculkan stres tersendiri.
Sejak awal perjalanan, sistem saraf suami dan istri yang tengah berkendara dengan mobil, biasanya berada dalam keadaan kutub yang berlawanan. Inilah realitas neurologis yang bisa menjelaskan munculnya pertengkaran dalam mobil.
Istri Anda Adalah Penumpang Paling Stres
"In other words, from the get-go, a couple's nervous systems are typically in polar opposite states. And that is the underlying neurological reality behind most car fights" --Daniel Dashnaw.
Sebuah studi di Irlandia menyatakan, pasangan adalah penumpang kursi depan yang paling stres. Ketika suami memegang kemudi dalam perjalanan, sang istri duduk sebagai penumpang dikursi depan, ternyata menjadi penumpang yang stres.
Berbeda jika Anda berkendara dengan teman-teman atau orang lainnya. Ternyata pasangan justru menjadi penumpang paling menderita. Mengapa bisa terjadi kondisi demikian?
Sebuah survei dilakukan DoneDeal, sebuah marketplace motor di Irlandia, untuk meneliti sikap dan perilaku pengemudi Irlandia, pada tahun 2015 lalu. Survei menemukan, satu dari tiga pengemudi menyatakan pasangan mereka adalah penumpang kursi depan yang paling menimbulkan stres.
Hasil menarik lainnya, pertengkaran bahkan bisa dipicu oleh pilihan lagu yang akan mereka dengarkan selama perjalanan. Realitasnya, 76 % responden mengaku mendengarkan radio saat mengemudi untuk mendengarkan musik, dan hanya 6 % yang mengaku tidak mendengarkan apa pun saat mengemudi.
Sekitar 18 % memegang kendali penuh atas lagu yang ingin didengarkan, dan hanya 12 % yang memberi kebebasan kepada penumpang untuk memilih lagu untuk dinikmati dalam perjalanan. Ada banyak pasangan yang merasa tidak bisa menikmati musik sesuai seleranya, karena sepenuhnya dikuasai pengemudi.
Penelitian lain di Inggris yang melibatkan lebih dari 2.000 responden menemukan bahwa hampir 70% orang mengalami setidaknya satu kali pertengkaran mobil setiap bulan. Bahkan hampir 20% mengaku mengalami pertengkaran mobil sepekan sekali.
Dalam penelitian di Inggris tersebut ditemukan, responden menyadari bahwa pertengkaran mobil adalah tindakan berbahaya. Satu dari empat pasangan percaya bahwa pertengkaran mobil adalah tindakan yang buruk. Namun itu tidak menghentikan mereka untuk tetap melakukannya.
Sebagai pengemudi, Anda mungkin lebih suka diam, atau mendengarkan musik sesuai selera. Anda merasa penting untuk berkonsentrasi, karena memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan perjalanan. Anda merasa tidak ingin diganggu. Namun istri sebagai penumpang, melihat waktu bepergian ini sebagai kesempatan untuk membahas suatu tema tertentu.
Perbedaan 'kutub saraf' antara penumpang dengan pengemudi, menjadi salah satu penyebab hadirnya pertengkaran mobil. Perbedaan karakter umum laki-laki dan perempuan --sebagaimana dibedah oleh John Gray dan para ahli lainnya, menjadi penyebab lainnya.
Mencegah Pertengkaran MobilÂ
Apa yang bisa dilakukan oleh pasangan suami istri agar bisa menghindari pertengkaran mobil? Berikut beberapa petunjuk praktis bagi suami istri yang hendak melakukan perjalanan dengan mobil.
Pertama, utamakan keselamatan dan kenyamanan, bukan kecepatan
Sebelum berangkat melakukan perjalanan dengan mobil bersama keluarga, samakan persepsi bahwa yang lebih utama adalah keselamatan dan kenyamanan perjalanan. Bukan kecepatan. Bukankah Anda sedang dalam suasana liburan? Ciptakan suasana sebahagia mungkin di sepanjang perjalanan.
Meskipun perjalanan macet, meskipun tersendat dan padat merayap, namun suasana dalam mobil harus tetap nyaman dan ceria. Ciptakan aktivitas bersama yang bisamenimbulkan efek bahagia. Jangan izinkan ada pertengkaran dan keributan yang menambah stres bagi semua.
Kedua, pahami keinginan penumpang
Sebagai pengemudi, Anda harus memahami dan mengerti psikologi para penumpang. Mungkin istri Anda cemas, mungkin anak-anak Anda takut. Ukuran ngebut atau lambat, itu sangat relatif. Di jalan tol, kecepatan 100 km per jam sangat biasa bagi para pengemudi. Namun untuk penumpang, mungkin itu sudah terlalu kencang.
Dengarkan aspirasi penumpang, dan jangan tersinggung saat penumpang di samping Anda dengan spontan mengatakan, "Awas ada motor!" Anda tidak perlu emosi dengan menjawab, "Aku sudah lihat. Aku juga punya mata. Dikira aku gak lihat ada motor. Dari tadi juga sudah lihat".
Ingat karakter umumnya perempuan --seperti ungkapan John Gray dalam Mars Venus, "perempuan suka memberi nasihat tanpa diminta". Itulah yang terjadi saat mendampingi Anda dalam perjalanan di mobil.
Ketiga, hargai kebutuhan privasi pengemudi
Sebagai penumpang, Anda juga harus menghargai privasi pengemudi. Bahwa saraf pengemudi sedang tegang, ia butuh relaksasi yang memadai. Jangan diajak membahas masalah berat. Jangan diajak diskusi yang bisa memancing emosi.
Bantu pengemudi dengan menciptakan situasi happy. Jika di mobil ada anak-anak kecil, urus mereka dengan bailk sehingga tidak menciptakan ulah yang menimbulkan gangguan bagi pengemudi. Siapkan sarana yang diperlukan selama dalam perjalanan, mungkin mainan kesukaan anak-anak, makanan, minuman, atau sarana lainnya.
Keempat, lakukan bedah pertengkaran di saat santai
Untuk poin keempat ini akan saya bahas dalam postingan berikutnya, insyaallah. Apa yang dimaksud dengan Fight Autopsy dan bagaimana cara melakukannya? Nantikan postingan selanjutnya.
Selamat menikmati perjalanan mudik yang mebahagiakan. Semoga selamat dan sejahtera dalam perjalanan hingga sampai tujuan.
***
Bahan Bacaan
Eddie Cunningham, Lover is The Worst Person to Have as Front-seat Passenger, Study Reveals, https://www.independent.ie, 10 November 2015
Daniel Dashnaw, Marital Car Fights, and 5 Solid Ways to Prevent Them, https://www.couplestherapyinc.com, diakses 4 Mei 2022.
John R. Quainn, Most Arguments in the Car Are Over Directions, Says Survey, https://wheels.blogs.nytimes.com, 19 Juli 2010
Melaina Juntti, Why Do I Hate My Wife in the Car and Nowhere Else? https://www.fatherly.com, 23 Juli 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H